Mohon tunggu...
Ekmal Medan
Ekmal Medan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer, Suka Motret dan Rebahan

...........

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Karena Internet itu Candu

24 Maret 2015   09:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:44 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Versi Kemenkominfo tidak jauh berbeda. Menurut kementerian yang saat survey masih dipimpin Tifatul Sembiring itu, 82 jutaan pengguna internet di Indonesia lebih banyak menggunakan smartphone, tablet, juga laptop untuk mengakses jejaring sosial (38 persen), chatting (28 persen), mendengarkan musik (21 persen), bermain game (19 persen), dan membaca konten internet (17 persen).

Global Web Index Survei, sebuah lembaga yang gemar melakukan survey pada tahun 2013 menyatakan, Indonesia adalah negara  tertinggi yang warganya tergila-gila media social. Kegilaan kita pada Facebook, Twitter, Instagram, Path dan sejenisnya jauh mengungguli negara lain.

Penggila socmed Indonesia menyentuh 79,72 persen dari total pengguna internet. Mengalahkan China (67 persen), Malaysia (72 persen), dan Filipina (78 persen). Uniknya kegilaan itu bisa terjadi, meski kecepatan internet Indonesia hanya 2,5 Mbps. Kecepatan yang jauh lebih rendah dari semua negara yang dikalahkan di atas.

Dari seluruh survey itu, satu yang seragam dan menonjol. Orang Indonesia ternyata menggunakan si ponsel pintar masih sebatas hiburan! Meski ada beberapa orang yang menggunakan jejaring social hal-hal produktif (berdagang, berdiskusi, promosi perusahaan, dan sejenisnya), namun angka pengguna semua aplikasi itu untuk entertainment tetaplah lebih dominan.

Keranjingan ngobrol dan ingin eksis di dunia maya, membuat Indonesia selalu masuk lima besar pengguna berbagai media social. Pada tahun 2013 menurut Webershandwick, perusahaan public relations dan pemberi layanan jasa komunikasi, warga Indonesia yang gemar main Facebook mencapai 65 juta orang. Dari angka itu, 33 juta diantaranya terdata sebagai pengguna aktif tiap hari.

Selain keranjingan Facebook, masyarakat kita juga gemar berkicau di Twitter. Di sosmed 140 karakter ini, kita pun masuk tiga  besar dunia. Sementara untuk Path yang lagi naik daun, Indonesia menyumbang 700 ribu pengguna dari total populasi Path yang mencapai 5 juta user.

Awas  Sakaw Internet
Mobile Internet harus diakui melahirkan revolusi dunia. Merevolusi cara kita bermasyarakat, berkomunikasi, bahkan merevolusi keakraban kita di rumah.Revolusi yang melahirkan candu baru. Pernahkan kamu mengalami suasana, dimana kumpul-kumpul bersama teman justru membosankan atau beku beberapa saat, karena masing-masing kita sibuk dengan smartphone di genggaman?

Conecting people kita kerap memplesetkan suasana ini. Kita dekat tapi jauh. Kita berkumpul tapi di saat bersamaan, kita justru terhubung dengan orang-orang di ranah maya. Suasana ambigu atau paradox.

Perkawinan internet, smartphone dan social media-nya benar-benar mengubah gaya hidup kita. Memantik ketagihan yang tidak sehat. Menciptakan orang-orang individualis di tengah rapat. Melahirkan orang-orang yang sibuk sendiri, di tengah moment yang seharusnya akrab.

Lihatlah di ruang tunggu bandara. Di peron-peron stasiun kereta api. Di koridor-koridor mal atau plaza. Kita akan mudah menyaksikan, orang-orang yang secara serempak meng-scrolling layar ponselnya. Terlihat sibuk dan tenggelam dalam dunianya sendiri.

Kondisi ketagihan internet, tidak bisa lepas dari smartphone. Sakaw social media. Candu meng-update status atau keranjingan mengintip status orang lain, akan lebih menjengkelkan jika sudah terkait keselamatan kerja. Pernah melihat sopir angkot akrobat? Mengemudi sambil jari jemari tangan kirinya mengirim pesan via seluler? Atau malah suami sendiri yang menyopir sambil update status? Dua contoh yang saya tulis ini nyata lho.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun