Mohon tunggu...
Mabate Wae
Mabate Wae Mohon Tunggu... profesional -

senior citizen

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ikan Seluang, Saat Pasang Menyerbu Hulu

5 Juli 2015   18:46 Diperbarui: 5 Juli 2015   19:26 2823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://s.yimg.com/fz/api/res/1.2/5hqvjN0bmXQX7g1bN4p7og--/YXBwaWQ9c3JjaGRkO2g9MTIwMDtxPTk1O3c9MTYwMA--/http://3.bp.blogspot.com/-bbOFivtQuFw/UD7zplnM0AI/AAAAAAAAAGc/aJ-STpwcbqE/s1600/DSCN2510.JPG

Ikan Seluang, Saat Pasang Menyerbu Hulu.

Sekitar tahun tahun 1950 – 1960, di kota Pontianak, saat sungai Kapuas mengalami Pasang laut, air laut akan bercampur dengan air sungai membanjiri parit parit kota bahkan sampai menggenangi halaman rumah. Banyak cerita saat air pasang tersebut, antara lain jika ada orang tenggelam, maka jenazah justru ditemukan dalam arah berlawanan dengan arus pasang. Menurut penduduk pada waktu itu ada dua arus yang mengalir dalam aliran sungai Kapuas. Di bagian aliran atas, justru aliran arus air tawar yang bergerak ke arah muara. Sedangkan di bagian aliran bawah, justru aliran air asin yang mengalir ke hulu.

Kala itu, Pontianak di kenal sebagai kota ratusan parit yang membelah kota Pontianak. Sistem ini di buat Belanda untuk mengatasi banjir pasang surut tadi, disamping juga di gunakan untuk sistim lalu lintas dengan sampan. Seingatku, dulu disamping ada pasar di daratan, di bawahnya juga berseliweran sampan sampan yang berjualan di bawahnya. Jika tidak salah, pasar itu disebut, pasar Parit Besar dan Parit Kecil. Adapun keberadaan parit parit di Pontianak saat ini, sudah banyak di timbun dan di tutup, di antaranya bahkan ada yang menjadi mall. Entah apa alasannya waktu itu, tapi pernah terdengar demi membasmi populasi nyamuk? Padahal Jakarta saat ini sibuk membuat sistem drainase dan parit parit utk sistem pengaliran air perkotaan, sedangkan di sana justru ditimbun.

Pemandangan yang menarik saat tengah hari sekitar jam 12 siang, karena panas terik kota kathuliswa yang memang menyengat, akibat betapa dekatnya matahari dengan kita, tampak dari matahari berada tepat tegak lurus di atas kepala kita, hampir hampir kita tak memiliki bayangan, hiii ngeri, emangnya jadi mahluk halus? Barangkali yang menyebabkan disebut kota puntianak kota kuntilanak, karena memang banyak mahluk tak punya bayangan.

Nah, inilah barangkali yang paling menarik buat kaum le laki! Banyak amoy dan perempuan Tionghwa punya kebiasaan mandi tiga kali sehari disana. Jadi di siang panas terik ini, mereka akan ramai ramai mandi di tepi parit sambil mencuci baju, dll. Hmm, tenang aku masih anak SD dan belum akil balig, masih polos dan tak punya fantasi daerah panas umumnya.Parit di Pontianak lebarnya bisa selebar jalan bahkan bisa selebar jalan tol, untuk lalu lintas sampan.

Mandi di Sungai Kapuas - Pontianak
Mandi di Sungai Kapuas - Pontianak
Amoy mandi tengah hari di tepi parit atau sungai Kapuas

Biasanya air pasang mulai bergerak naik, dan aliran air dari muara ke arah hulu sungai. Sekitar jam 4 sore, bersamaan dengan aliran air pasang, tampak bergerombol rombongan ikan seperti rombongan ikan sarden yang memenuhi sepanjang parit seperti cendol, luarbiasa banyaknya, dan bergerak ke arah searah dengan aliran air pasang, entah ribuan entah jutaan banyaknya, dengan kilap perak seperti warna sisik ikan bandeng. Amat mudah menangkapnya, entah dengan jaring jala, tanggok, dlsbnya. Biasanya, kuambil jarum pentul dibengkokkan membentuk kail, lalu diberi umpan nasi selanjutnya mengail hingga mendapatkan beberapa ekor, jika ada sentakan langsung lempar ke darat, sekedar mendapatkan sensasi memancing. Luarbiasa. belum terdengar jika ikan sebesar jari jari tangan banyak dimakan waktu itu, tetapi saya dengar di Kalimantan Timur dan lain lain sering di goreng garing, dll.

Ikan seluang ini (Rasbota sp), adalah merupakan ikan payau, tawar. Ditemukan di sungai sungai air tawar karena adanya arus pasang yang menggenangi ke arah darat, seperti peristiwa di Pontianak tersebut di atas. Hidupnya berkelompok dan bergerombol. Kedapatan ikan ini tersebar di daerah Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia dan Brunai Darussalam. Di Indonesia umumnya terdapat di sungai sungai besar Sumatera, Kalimantan, dlsbnya.


Di Sumatera, ikan seluang ini banyak di jumpai di aliran sungai sungai besar yang bermuara ke laut, seperti sunfai Musi, Inderagiri, Siak, Batanghari, Kampar dan Asahan. Di Kalimantan Indonesia, S. Kapuas, S. Barito, S. Mahakam, dllnya. Ikan ini telah menjadi komoditas konsumsi yang cukup digemari karena rasanya yang gurih dan renyah.
Bentuknya agak pipih memanjang, berukuran kecil sebesar jari tangan. Mirip nener ikan gurame atau ikan mas. Berkelompok dalam gerombolan ikan dalam jumlah sangat besar. Sering berkelebat bermanuver di dasar air, menampakan siluete pantulan perak sinar matahari warna sisiknya. Berkembang biak di daerah payau dan aliran air yang mengalir, saat ini telah pula dapat diternak dan dibiakkan.

Kuliner Khas Pesisir Melayu

Dari daerah Sarolangun, Jambi pernah mencicipi hidangan berupa tempoyak pepes ikan daerah tersebut, Sebuah pengalaman dan sensasi baru, karena dahulu terbiasa bermain memancing ikan seluang, tetapi belum pernah mencoba sekalipun menyantapnya. Meskipun jika memakan teri medan, sudah terbiasa dan mengenal nikmatnya, tetapi ikan seluang?, serasa memakan anak ikan dan ikan peliharaan?. Sehingga ketika ditawarkan makanan tersebut, apaaa? Seluang? Tempoyak? Oh no!


Selain dari itu, ada makanan lokal, yang khas didapatkan di daerah puak rumpun Melayu Sumatera dan Kalimantan, entah di Malaysia, apakah ada ”tempoyak”, yaitu bahan masakan yang berasal dari buah durian yang difermentasikan alias diasamkan, seakan menjadikannya cuka berasa durian. Teringat masa kanak kanak jika saling meledek, keluarlah sumpah serapah. Dasar kau, makanan kau ”tempoyak busok”, entah masih ada ga ledekan seperti itu sekarang.

Astaga, buset, setelah mencoba pepes tempoyak seluang tersebut, sampai sekarang sensasi lidahku selalu terkenang dan ter liur liur, maksudnya secara tak sengaja mengeluarkan air liur, jika mendengar pepes tempoyak seluang.
Sebagai tanda tali kasih dan baik hati, berbudi luhur dan sopan, maka saya coba lampirkan resep masakan pepes tempoyak seluang ini, boleh dicuba unruk pembuka puasa, sahur, makan siang dan lain sebagainya. Bila kesulitan mendapatkan bahan bahannya, harap bersabar dahulu dan silahkan merencanakan perjalanan ke salah satu kota pesisir barat Sumatera, kalimantan dan Kepulauan Riau.

Bisa di Coba: Resep Brengkes/Pepes Tempoyak Patin/Seluang/Nila/Ikan Mas.

http://2.bp.blogspot.com/-jBSSPt_vtu8/UOwaQXpjTAI/AAAAAAAAB8I/EPpIiqclXzI/s200/brengkes+patin+tempoyak.jpg%5C
http://2.bp.blogspot.com/-jBSSPt_vtu8/UOwaQXpjTAI/AAAAAAAAB8I/EPpIiqclXzI/s200/brengkes+patin+tempoyak.jpg%5C

Pepes Tempoyak Patin bisa Seluang, dll.


Sebuah makanan bila dikombinasikan dengan rasa khas durian memang memberikan citarasa yang sangat mengagumkan. Begitu juga dengan masakan yang dikombinasikan dengan tempoyak (olahan dari durian yang difermentasi) memberikan rasa yang sangat enak dan aroma yang khas menggugah selera. Brengkes berasal dari bahasa Palembang, bahasa lainnya adalah Pepes atau Pais.

Bahan dan Bumbu :
500 gram ikan patin, bersihkan, potong-potong
200 gram tempoyak
Haluskan:
4 butir bawang merah
1 siung bawang putih
6 buah cabai merah
5 buah cabai rawit
10 gram kunyit
10 gram lengkuas
garam dan gula pasir secukupnya
CARA MEMBUAT BRENGKES IKAN PATIN TEMPOYAK :
Campurkan bumbu Halus dengan tempoyak hingga rata. Kemudian lumuri ke ikan secara merata. Diamkan selama 1 jam hingga bumbu meresap.
Bungkus ikan dan bumbunya dengan daun pisang. Kukus sampai matang, angkat dan hidangkan.
Tips :
Resep Tempoyak membuat sendiri : Cara Membuat Tempoyak
Penggunaan pilihan bumbu bisa ditambahkan daun kemangi, daun salam atau serai.
Sisa brengkes yang disimpan di kulkas dapat dipanaskan kembali dengan cara menggoreng menggunakan sedikit minyak.
Proses memasak bisa juga dipanggang dengan teflon atau dimasukkan ke dalam oven selama kurang lebih 20 menit.

Tempoyak

http://1.bp.blogspot.com/-dy4P4kE0Vlc/Ugzf241w_XI/AAAAAAAAI5Q/hy6wNEeEGf8/s400/Resep+Tempoyak+Jambi.jpg
http://1.bp.blogspot.com/-dy4P4kE0Vlc/Ugzf241w_XI/AAAAAAAAI5Q/hy6wNEeEGf8/s400/Resep+Tempoyak+Jambi.jpg

Tempoyak, atau hasil fermentasi buah Durian


Resep Tempoyak Jambi -- Resep Tempoyak Jambi ini kami bagikan buat anda para pecinta Masakan Khas Jambi. Berikut ini akan kami bagikan Resep Tempoyak Jambi yang meliputi bahan-bahan dan cara membuat Tempoyak.
Bahan Dasar Pembuatan Tempoyak:
Buah durian matang
Sedikit garam
Ambil daging buah durian atau duren, masukan ke dalam guci atau stoples sembari bubuhi garam secukupnya,lalu ditutup rapat.
Setelah sekitar satu minggu, buka dan diaduk rata, tempoyak siap digunakan.

Resep Sambal Tempoyak dan Cara Mengolah Tempoyak

Bahan dan Bumbu:
4 siung Bawang merah
2 siung Bawang putih
Tempoyak durian,secukupnya
3 buah Cabe merah besar
Cabe rawit,sesuai selera
Gula pasir,secukupnya
Minyak goreng secukupnya
Cara Pembuatan Sambal Tempoyak:
Tumis bumbu halus sampai harum.
Tambahkan Tempoyak (seperlunya) tambahkan sedikit gula sebagai pengganti penyedap rasa.
Tumis sebentar(sekitar 2-3 menit). Angkat, sajikan hangat - hangat

Dapatkah kita mempertahankan alam kita.


Kekayaan flora dan fauna kita yang memiliki keragaman, sangat mendukung bagi persedian pangan. Namun sayang, kerusakan alam dan ledakan penduduk telah memiliki dampak menghilangnya/punah serta berkurang sebagian kekayaan sumber hayati dan nabati kita. Ledakan jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 250 juta penduduk, terasa sangat mempengaruhi survival banyak spesies flora dan funa, akibat pembabatan hutan, monokultur, pertambangan, dlbnya. Seperti dampak menghilang dan berkurangnya ikan seluang, udang galah, dll di sungai Kapuas

Suatu keadaan yang sangat nyata berbeda. Di tahun tahun 1950-1960, dengan jumlah penduduk sekitar 80 juta, alam Indonesia memberikan dukungan alam yang sangat berlimpah dan berkecukupan bagi penduduknya. Ikan, khewan, air tawar dirasakan mencukupi bagi menjamin pangan penduduk di sekitar hutan, dayak, kubu, suku dalam dll, kehidupan mereka semua dicukupi dari hasil hutan, tengkawang, madu, rotan, padi huma, ikan/udang sungai yang sangat berlimpah .

Demikianlah kekayaan alam budaya, flora fauna dan kuliner Indonesia yang sepantasnya kita lestarikan. Keragaman budaya serta sikap dalam mengadaptasi alam dan lingkungan. Pengetahuan dalam pembuatan tempoyak, jelas merupakan sebuah teknologi pengolahan dan pengawetan makanan, selain pembuatan tahu, tempe, tape dan asinan, manisan, ikan asin. Teknologi fermentasi telah umum dilakukan para sesepuh kita dalam teknologi mengawetkan makanan. Dengan kita tetap memelihara pengetahuan tersebut semoga generasi mendatang akan mampu mengembangkan dan mengaplikasikannya demi manfaat ketahanan dan menjaga suplai pakan kita.

Semoga kita tetap mampu menjaga keseimbangan alam negeri kita dari dampak membengkaknya jumlah penduduk dan kerakusan kapitalism dan kebutuhan tuntutan ruang hidup rakyatnya..

 

Bandung, 5 Juli 2015.

Menjelang Senjakala, 18.04

 

Sumber dan Gambar:

https://s.yimg.com/fz/api/res/1.2/5hqvjN0bmXQX7g1bN4p7og--/YXBwaWQ9c3JjaGRkO2g9MTIwMDtxPTk1O3c9MTYwMA--/http://3.bp.blogspot.com/-bbOFivtQuFw/UD7zplnM0AI/AAAAAAAAAGc/aJ-STpwcbqE/s1600/DSCN2510.JPG

https://s.yimg.com/fz/api/res/1.2/2pfeKxr5DGM4VlYsfjG4sQ--/YXBwaWQ9c3JjaGRkO2g9MzU5O3E9OTU7dz01MDA-/http://farm3.staticflickr.com/2575/5712837467_b5638e6b79_z.jpg

https://dentistvschef.wordpress.com/2013/10/25/resep-pepes-ikan-tempoyak-banana-leaf-wrapped-spiced-fish-with-fermented-durian-paste/

http://resep-memasak-java.blogspot.com/2013/01/resep-brengkes-ikan-patin-tempoyak.html

http://1.bp.blogspot.com/-dy4P4kE0Vlc/Ugzf241w_XI/AAAAAAAAI5Q/hy6wNEeEGf8/s400/Resep+Tempoyak+Jambi.jpg

http://2.bp.blogspot.com/-jBSSPt_vtu8/UOwaQXpjTAI/AAAAAAAAB8I/EPpIiqclXzI/s200/brengkes+patin+tempoyak.jpg\

http://asliresepindonesia.blogspot.com/2013/08/resep-tempoyak-jambi.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun