Bahan dan Bumbu:
4 siung Bawang merah
2 siung Bawang putih
Tempoyak durian,secukupnya
3 buah Cabe merah besar
Cabe rawit,sesuai selera
Gula pasir,secukupnya
Minyak goreng secukupnya
Cara Pembuatan Sambal Tempoyak:
Tumis bumbu halus sampai harum.
Tambahkan Tempoyak (seperlunya) tambahkan sedikit gula sebagai pengganti penyedap rasa.
Tumis sebentar(sekitar 2-3 menit). Angkat, sajikan hangat - hangat
Dapatkah kita mempertahankan alam kita.
Kekayaan flora dan fauna kita yang memiliki keragaman, sangat mendukung bagi persedian pangan. Namun sayang, kerusakan alam dan ledakan penduduk telah memiliki dampak menghilangnya/punah serta berkurang sebagian kekayaan sumber hayati dan nabati kita. Ledakan jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 250 juta penduduk, terasa sangat mempengaruhi survival banyak spesies flora dan funa, akibat pembabatan hutan, monokultur, pertambangan, dlbnya. Seperti dampak menghilang dan berkurangnya ikan seluang, udang galah, dll di sungai Kapuas
Suatu keadaan yang sangat nyata berbeda. Di tahun tahun 1950-1960, dengan jumlah penduduk sekitar 80 juta, alam Indonesia memberikan dukungan alam yang sangat berlimpah dan berkecukupan bagi penduduknya. Ikan, khewan, air tawar dirasakan mencukupi bagi menjamin pangan penduduk di sekitar hutan, dayak, kubu, suku dalam dll, kehidupan mereka semua dicukupi dari hasil hutan, tengkawang, madu, rotan, padi huma, ikan/udang sungai yang sangat berlimpah .
Demikianlah kekayaan alam budaya, flora fauna dan kuliner Indonesia yang sepantasnya kita lestarikan. Keragaman budaya serta sikap dalam mengadaptasi alam dan lingkungan. Pengetahuan dalam pembuatan tempoyak, jelas merupakan sebuah teknologi pengolahan dan pengawetan makanan, selain pembuatan tahu, tempe, tape dan asinan, manisan, ikan asin. Teknologi fermentasi telah umum dilakukan para sesepuh kita dalam teknologi mengawetkan makanan. Dengan kita tetap memelihara pengetahuan tersebut semoga generasi mendatang akan mampu mengembangkan dan mengaplikasikannya demi manfaat ketahanan dan menjaga suplai pakan kita.
Semoga kita tetap mampu menjaga keseimbangan alam negeri kita dari dampak membengkaknya jumlah penduduk dan kerakusan kapitalism dan kebutuhan tuntutan ruang hidup rakyatnya..
Â
Bandung, 5 Juli 2015.
Menjelang Senjakala, 18.04
Â
Sumber dan Gambar: