Bagi saya, mereka---termasuk para Kompasianer senior---menjadi sumber inspirasi dan motivasi. Bekal pengalaman memang tidak dapat di-copypaste tetapi setidaknya semangat mereka bisa diadopsi. Begitu juga gaya dan teknik mereka dalam menyuguhkan informasi merupakan pelajaran tersendiri. Belajar dari banyak guru langsung di ruang praktek.
Di awal tadi saya menulis "bagaimana kalau tidak ada yang melirik tulisan saya?" Ternyata itu hanya ungkapan yang keluar dari perasaan minder saja. Karena, memang benar saya belum pernah menulis di media apapun sebelumnya. Di Kompasiana ini, pada usia saya yang sudah senja, saya baru belajar menulis.
Dan, tidak seperti yang saya khawatirkan. Ternyata tulisan-tulisan  saya selalu ada yang melihatnya, bahkan ada yang memberi rating dan komen. Terima kasih kepada para sahabat Kompasianer semua.
Simpulannya, fasilitas yang mewah sudah disediakan Kompasiana, para "dokter" ahli sudah siap membantu. Mau apalagi? Bagaimana si penulis gaek, siap lahir atau malah mengaborsi diri? Jawabannya ada pada diri saya, si calon Penulis Gaek itu. Semoga bukan pilihan  kedua jawabannya.
Akhirnya, saya megucapkan Dirgahayu yang Keduabelas Kompasiana. Semoga semakin sukses dalam menebar manfaat. Kepada para Admin, terima kasih.
Antapani Kidul, 27 Oktober 2020.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H