Wahai dirimu, mengapa setiap kali aku membantah apa yang salah, dirimu terus saja mengira kami keras kepala.
Wahai dirimu, mengapa setiap kali aku membicarkan isi hatiku, dirimu selalu saja menutup telinga.
wahai dirimu, mengapa setiap kali aku membutuhkan hak diriku pada dirimu, selalu saja engkau diam.
 Pikir kami, apakah dirimu tahu konsekuensi kami dilahirkan?
Apakah kamu mengira membesarkan kami hanya dengan perintah saja, dan terjadi menjadi apa yang engkau inginkan?
Tidak, kami hidup, selayaknya dirimu hidup, tidak mendengarkan apa yang kami ucapkan, dan kami selalu saja mendengarkan ucapanmu.
Kami adalah manusia! manusia!
---------------------------
 Melalui dirimu  kami terlahir di dunia ini.
Dirimu yang mengenalkan kami akan dunia.
Dirimu, yang seharusnya menjadi sandaran hati kami, dari gejolak hidup di bumi ini.
 Mengapa?. Mengapa?, engkau biarkan kami terdampar di tempat asing ini, dan engkau terus perintahkan menuruti apa kemauanmu?
Kami memiliki hati, kami memiliki rasa yang ingin kami ucapkan kepadamu? Mengapa kamu menutup telinga?, dan berkata kepada kami untuk terus mengikuti perintahmu?.
Maaf kami tidak bisa melakukannya.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI