Wahai dirimu, mengapa setiap kali aku membantah apa yang salah, dirimu terus saja mengira kami keras kepala.
Wahai dirimu, mengapa setiap kali aku membicarkan isi hatiku, dirimu selalu saja menutup telinga.
wahai dirimu, mengapa setiap kali aku membutuhkan hak diriku pada dirimu, selalu saja engkau diam.
 Pikir kami, apakah dirimu tahu konsekuensi kami dilahirkan?
Apakah kamu mengira membesarkan kami hanya dengan perintah saja, dan terjadi menjadi apa yang engkau inginkan?
Tidak, kami hidup, selayaknya dirimu hidup, tidak mendengarkan apa yang kami ucapkan, dan kami selalu saja mendengarkan ucapanmu.
Kami adalah manusia! manusia!
---------------------------
 Melalui dirimu  kami terlahir di dunia ini.
Dirimu yang mengenalkan kami akan dunia.
Dirimu, yang seharusnya menjadi sandaran hati kami, dari gejolak hidup di bumi ini.