Mohon tunggu...
E. Karta
E. Karta Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Ingin menyalurkan hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Dirinya dan Waktu

19 Juli 2022   22:27 Diperbarui: 19 Juli 2022   22:32 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat menjelang sore, ibuku meminta kepadaku untuk membelikan beras di pasar, dikarenakan toko yang biasa kami beli sedang libur selama seminggu. Dan aku berangkat menuju pasar itu.

Perjalanan macet yang terbilang lumrah, karena memang di hari libur minggu terakhir ini, semua orang pasti akan pergi berlibur. Aku memperhatikan satu satu mobil yang lewat, sembari meng istirahatkan diri selagi sempat. 

Kemudian ada sebuah kejadian, dimana jalan yang biasanya kulewati menuju pasar agar lebih cepat, dan jalan yang terus menerus kupakai, ditutup dikarenakan sedang ada perbaikan. Dan Oke, aku mencari jalan lainnya saja. 

Aku melewati jalan kecil, terdapat beberapa rumah dan toko berjejeran, sampailah di rambu lalu lintas di pertigaan, kulihat sekitar, sembari mengingat jalan baru yang mungkin akan terjadi seperti kejadian perbaikan jalan lagi, akan kupakai jalan alternatif ini, dan mataku bertemu dengan sebuah rumah. Yang terlihat besar, dan ha litu biasa biasa saja, tapi perasaan yang kualaami saat ini, sangatlah aneh, seperti aku pernah ke tempat itu. 

Padahal ini adalah kali pertamaku menggunakan jalan ini dan bertemu dengan rumah tersebut. Aku tetap berjalan menuju pasar dan membeli beras.

Di pasar, saat membeli beras, aku berpikir hal aneh. Bagaimana jika memang itu rumahnya, karena memang aku tidak terlalu jelas melihat seluruh bangunan rumah tersebut, dan tentu saja, pintunya. 

Tapi perasaan ini yang akan menjadi buktinya, bagaimana aku merasakan sesuatu perasaan, yang berbeda dengan aku menatap terhadap rumah rumah yang sama lainnya, tapi hanya rumah itu saja yang terasa berbeda, seperti aku pernah memasukinya. 

Dan saat aku akan pulang ke rumah, kuputuskan untuk berhenti di pertigaan tersebut, kusimpan beras di dalam penyimpanan jok motor, dan berjalan di sekitar rumah tersebut. 

Dan pintu masuk rumah tersebut dapat kulihat, sama persis seperti yang ada di mimpiku. Hatiku terasa bergetar, kakiku bergerak dengan sendirinya. 

Kemudian aku perlahan memasuki halaman rumah tersebut, kulihat teras rumah yang sama persis dengan apa yang terjadi di dalam mimpiku, aku bermain bersama dirinya, dengan bercanda ria. 

Dapat kulihat pintu itu dengan jelas, kudekati dan terdapat bel yang menempel di permuakaan pintu. Kemudian kutekan dan setelahnya pintu terbuka dengan sendirinya, terlihat ruang tamu yang persis, susunannya, jenis kursi, warna kursi dan meja tersebut. Sangat persis, dan hal itu, membuat perasaanku semakin menggebu gebu, setelahnay aku memasuki rumah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun