Membiasakan komunikasi dua arah antar pemangku kepentingan dalam rangka membangun budaya positif di kelas dan di sekolah
Memfasilitasi terwujudnya kesepakatan kelas dan kesepakatan aturan sekolah yang termuat dalam tata tertib siswa
Merefleksi kegiatan dalam rangka membudayakan kebiasaan positif di sekolah
Aksi nyata kali ini dalam rangka menumbuhkembangkan budaya positif melaui kesepakatan kelas. Mengajak semua pemangku kepentingan untuk senantiasa melestarikan dan menjaga hal-hal baik dan positif agar terus mengakar dan menyeluruh ke semua warga sekolah yang diawlai dengan kesepatan kelas.Â
Terutama mengimbaskan di kalangan murid atau peserta didik dengan motivasi dan dukungan guru pengampu mata pelajaran dengan membudayakan kesepakatan kelas.
Untuk menerapkan pembiasaan budaya positif diperlukan komunikasi dua arah antar pemangku kepentingan, karena konsekuensi bersama terhadap sebuah aturan dalam rangka penerapan disiplin positif tidak akan berhasil tanpa kesadaran penuh dari masing-masing individu.Â
Untuk itu diperlukan kesepakatan bersama di dalam kelas jika lingkupnya guru mata pelajaran dalam satu kelas. Jika kesepakatan dala satu sekolah, berlaku untuk semua pemangku kepentingan di sekolah..
TATIBSI, itulah yang kami biasakan berlakukan disekolah kami. Biasanya kami menyepakati TATIBSI (tata tertib siswa) atau kontrak belajar setiap awal tahun ajaran, yaitu awal tahun pelajaran. Berbeda dengan tahun ini, dimana kondisi pandemic memaksa kami untuk belajar dari rumah dalam jaringan.Â
Maka kesepakatan kelas mulai kami budayakan dengan terlebih dahulu membangun komunikasi dengan pemangku kepentingan dalam hal ini kepala sekolah dan rekan-rekan guru melalui pertemuan dan sosialisasi terkait kesepakatan kelas dan membangun komitmen untuk menerapkan kesepakatan kelas.
Langkah pertama dalam menyusun kesepakatan kelas yaitu memberikan pertanyaan pemantik, dimana dalam pertanyaan itu akan muncul harapan-harapan yang diimpikan peserta didik dalam proses pembelajaran. Karena masih dalam masa pandemic, pertanyaan diajukan melalui google meet.
 Setelah mendapat tanggapan dari peserta didik kemudian dikelompokkan berdasarkan jenis jawaban, kemudian langsung di share kembali hasilnya pada peserta didik saat pertemuan di google meet tersebut.