Mohon tunggu...
M. Aminulloh RZ
M. Aminulloh RZ Mohon Tunggu... Guru - Hidup Berpetualang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Politik hanya momentum, berbuat baik selamanya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Beragama Menempa Etika dan Moralitas

6 Oktober 2020   10:52 Diperbarui: 6 Oktober 2020   17:15 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bung Karno (1901-1970) pernah mengatakan, "Rusaknya sosialisme Islam bukanlah disebabkan oleh Islam sendiri; rusaknya Islam itu ialah oleh karena rusaknya budi-pekerti orang-orang yang menjalankannya." Belenggu agama yang dogmatis, melahirkan kekakuan, keras, ekstrem, radikal, dan intoleransi yang belakangan memenuhi dinding-dinding pemberitaan di media.

Oleh karenanya apapun yang kita lakukan, akan dimintai pertanggungjawaban. Hal itulah yang dinamakan keimanan secara vertikal.

Untuk keimanan pada aspek horizontal, dapat kita lakukan dengan cara-cara sederhana. Misalnya, mendermakan sebagian harta, meski tidak dapat dipungkiri manusia memiliki rasa cinta terhadap kekayaan duniawi--untuk kerabat, keluarga, anak yatim, janda, orang-orang terlantar--lebih memerlukan harta itu demi bertahan hidup.

Salam di akhir ibadah shalat sebagai contoh ritual simbolik paling sederhana, dengan menunjuk satu jari telunjuk sebagai tanda ke-Esa-an Tuhan, yang dilanjutkan menoleh ke kiri dan kanan, menandai hubungan baik antar sesama manusia, bahkan seluruh makhluk hidup di jagat alam raya ini.

Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadis masyhur menegaskan, sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk lahirmu dan hartamu, tetapi Allah melihat hatimu dan amal perbuatanmu. (HR. Muslim). Dengan demikian, kita harus senantiasa dapat membuktikan nilai transendental ritual dalam laku lampah perbuatan baik ke dalam dimensi kehidupan untuk memperoleh kebahagiaan, sebelum kematian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun