Mohon tunggu...
Emah Yusianti
Emah Yusianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional

Menulislah, karena tulisan kita lebih panjang umur daripada usia kita

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ada Apa dengan Diplomasi Publik Indonesia Zaman Now?

14 Mei 2022   10:41 Diperbarui: 14 Mei 2022   15:06 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
UNICEF/2019/Ahmad Achdan

Judul di atas adalah gambaran mengenai fenomena artis baik artis lokal maupun internasional yang ditunjuk dan dipercayai untuk menjadi "duta" dalam misi menyuarakan isu-isu tertentu. Fenomena tersebut dewasa ini telah menjadi sebuah diplomasi publik sebagai bentuk dari pendekatan yang baru.

Seiring berkembangnya zaman, istilah diplomasi publik atau yang dikenal juga dengan sebutan public diplomacy telah mengalami perkembangan yang luas. Hal baru yang sudah sering ditemui pada masa ini yaitu adanya perkembangan teknologi yang turut serta merubah arah diplomasi publik tradisional kemudian menuju sebuah konsep baru yang lebih modern yaitu new public diplomacy. 

Lebih tepatnya terdapat perbedaan yang cukup mendasar antara diplomasi publik tradisional dan diplomasi publik modern. Konsep diplomasi publik tradisional lebih memfokuskan pada G2P (Government to Publics) yang lebih bersifat satu arah dan lebih formal (resmi). 

Seperti yang sudah kita ketahui, konsep mengenai diplomasi publik jenis ini memang terdengar familiar dan sudah biasa dilakukan oleh pemerintah dari suatu Negara dengan tujuan untuk membentuk citra, mendapatkan dukungan untuk suatu kebijakan, hingga mempengaruhi persepsi publik. 

Sedangkan diplomasi publik yang modern fokusnya lebih kepada P2P (Publics to Publics) yang pelakunya bukan hanya instansi resmi namun juga dapat dilakukan oleh lembaga non-pemerintahan seperti warga negara, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan juga praktisi.

Ada keunikan dari diplomasi publik yang baru ini yaitu memungkinkan adanya komunikasi yang bersifat dua arah dimana hal ini dapat menghasilkan pertukaran informasi secara instant. 

Melalui adanya jaringan penggemar dalam jumlah yang besar dan dikenal luas oleh publik, maka bukan tidak mungkin jika para publik figur saat ini ikut serta memainkan peran penting dalam kontes diplomasi publik. 

Apalagi ditambah dengan pemanfaatan media sosial yang juga dinilai sebagai konsep pendekatan baru dalam menjangkau publik secara luas untuk memberikan informasi yang bersifat dua arah kepada publik mengenai isu dan pesan-pesan penting yang akan disampaikan dan dituju.

Sebagai contoh, Korea Selatan yang menunjuk BTS menjadi utusan khusus presiden Korea Selatan di sidang umum PBB pada tahun 2021. BTS adalah boy band asal korea yang memiliki penggemar sangat banyak di seluruh dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun