Mohon tunggu...
M. Agus Wahyudi
M. Agus Wahyudi Mohon Tunggu... Administrasi - Tasawuf Psikologi

Membaca Menulis Menyesal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi Kepemimpinan: Belajar pada Peristiwa Akbar Isra' Mi'raj

3 April 2019   17:17 Diperbarui: 3 April 2019   20:39 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang pemimpin adalah orang yang mengemban tugas dan tanggungjawab untuk memimpin dan  bisa mempengaruhi orang yang dipimpinnya. Misal, pemimpin dalam sebuah negara. Negara dan Pemimpin diibarat semacam sholat berjamaah. Pemimpin sebagai seorang Imam dan rakyat sebagai Makmum. 

Sholat 5 waktu menjadi poin penting dalam peristiwa spriritual Isra' Mi'raj yang dialami Nabi Muhammad saw., juga menjadi refleksi kepemimpinan di negeri ini. Karena Isra' Mi'raj juga sebagai bentuk kabar dari langit yang harus direfleksikan di muka bumi.

Pertama, dalam sholat berjamaah seorang Imam harus merasa dirinya pantas dan mampu menjadi seorang imam dengan berbagai alasan dan memenuhi syarat dan rukun yang sudah ditetapkan oleh ulama fuqoha' dalam perihal sholat. Begitu juga pemimpin, seorang pemimpin diwajibkan mampu melihat dirinya sendiri apakah sudah "pantas" dan memiliki kapasitas menjadi seorang pemimpin serta memenuhi syarat-syarat menjadi seorang pemimpin.

Kedua, jika seorang imam dalam sholat melakukan kesalahan dalam bentuk "lupa" atau "khilaf" seperti bacaan ataupun gerakan sholat. Maka, seorang makmum berkewajiban mengingatkan dan membenarkan kesalahan imam, dan imam harus berkenan mengikuti makmumnya. Ini merefleksikan, bahwa seorang pemimpin yang melakukan kesalahan entah dalam bentuk ucapan, tindakan dan pengambilan keputusan yang berhubungan dalam pemerintahan. Maka, rakyat berkewajiban memberikan komentar tanggapan. Misal, dengan aksi demo, tanggapan dalam bentuk artikel tulisan atau bersuara melalui wakil rakyat (DPR). Pemimpin wajib mendengarkan dan mempertimbangkan suara rakyaknya, bukan malah marah-marah ketika mendengar jeritan, tanggapan dari rakyatnya. 

Ketiga, jika dalam sholat berjama'ah, DPR (Dewan Wakil Rakyat) adalah seorang yang memiliki kapasitas pengetahuan yang lebih (alim) daripada makmum sholat yang lain (awam). Mereka lebih tau jika ada kesalahan pada imam sholat. Maka, seorang DPR memiliki tanggung jawab lebih sebagai jembatan penghubung antara penguasa dengan rakyat. Bukan malah menyembunyikan kesalahan atau menyuarakan kebenaran namun untuk kepentingam dirinya pribadi. 

Keempat, seorang imam meluruskan dan merapatkan shaf (barisan) dalam sholat berjama'ah adalah salah satu keutamaan. Jika masih ada shaf (barisan) yang kosong harus diisinya, tidak memandang tua-muda, besar-kecil, berkulit putih maupun hitam. Begitu juga dalam sebuah kepemimpinan, seorang pemimpin harus adil dalam memperlakukan rakyatnya tanpa memandang ras, suku, budaya dan agama. Entah dari keturunan bangsawan maupun dari rakyat biasa wajib memperoleh perlakuan yang sama.

Kelima, ibadah sholat diakhiri dengan bacaan salam. Ada tradisi salah satu kelompok keagamaam dalam Islam, setelah bacaan salam dalam sholat dilanjutkan dengan bersalaman antara imam dan makmum dengan makmum yang lain saling bersalaman sebagai perakat tali silaturrahmi. Maka seorang pemimpin sudah seharusnya menyapa seluruh rakyatnya di berbagai pelosok negeri. Melihat kondisi rakyatnya secara langsung agar lebih mengerti kondisi keadaan yanh dialami. Jangan hanya mengandalkan berita kabar dari bawahan saja. Begitu juga rakyat harus saling menghormati, saling mengerti, memahami dan menerima diatas berbagai macam perbedaan di negeri ini. Untuk mewujudkan cita-cita luhur dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu Pancasila.

EM. Agus Wahyudi (Darul Afkar Institute)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun