Kisah pilu tragedi meninggalnya 22 anak-anak (2013) akibat keracunan makanan di sekolah perlu dijadikan pelajaran besar dalam mitigasi risiko makan siang gratis. Keracunan di Bihar India tersebut dituding sebagai kelalaian pemerintah melakukan pengawasan kualitas makanan yang disediakan sekolah.
Hal ini selaras dengan rilis Celios (2025) yang menyatakan pentingnya pengawasan ketat dalam pelaksanaan program MBG. Pengawasan tidak hanya melulu terkait penyelewengan dana namun juga bagaimana pengawasan kualitas makanan. Celios menekankan kombinasi antara kualitas makanan, pengawasan, partisipasi masyarakat dan transparansi sebagai kunci program MBG berjalan baik dan memberi dampak positif.
Ketiga, MBG sebagai upaya dalam penyebarluasan awareness pentingnya hidup bersih dan sehat. Anak-anak harus mulai diajari  higiene dan sanitasi dasar seperti cuci tangan pakai sabun sebelum makan.Â
Selain itu diperlukan pelatihan kebersihan dan sanitasi dasar bagi staf yang menangani pangan di tiap satuan pelayanan, serta penggunaan alat pelindung seperti sarung tangan dan masker saat menyiapkan bahan pangan.
Sebagai penutup, mengutip Celios (2025) bahwa program MBG tidak bisa dijalankan hanya dengan niat baik, tetapi harus ada perencanaan yang matang dan tata kelola yang jelas. Tanpa fondasi yang kokoh, sebaik apa pun tujuan MBG, dampaknya akan tetap kurang dirasakan penerima manfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H