Mohon tunggu...
Eliza Bhakti
Eliza Bhakti Mohon Tunggu... Insinyur - Environmental Enthusiast

Government Officer | Environmental Enthusiast | Writer in progress |

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Berkaca dari Pertanian dan Irigasi Queensland untuk Swasembada Pangan Indonesia

30 Oktober 2024   12:30 Diperbarui: 30 Oktober 2024   18:15 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pamer Tomat Ceri dari Sutton Farms/dokpri

Kami menemui Brock Sutton dari Sutton Farms, generasi ketiga Sutton Farm yang bekerja bersama ayah dan saudara laki-lakinya selama sepuluh tahun terakhir.

Tak seperti petani tradisional, Brock merupakan manajer pertanian yang memiliki latar Pendidikan S2 Master of International Economics and Finance dari University of Queensland.

Penjelasan dari Brock Sutton/dokpri
Penjelasan dari Brock Sutton/dokpri
Saya sendiri cukup terpukau dengan bagaimana pengelolaan pertanian Sutton Farms yang sangat modern. Sutton Farms sangat mengedepankan kualitas, sehingga banyak hasil bumi yang tidak sempurna yang disortir.

Buah dan sayur reject ini kemudian dijadikan pangan untuk peternakan sapi milik keluarga Sutton, sehingga tak ada food waste. Sutton Farms sangat menjaga kualitas, sehingga tak heran jika menjadi supplier bagi supermarket-supermarket ternama di Australia.

Tomat-tomat reject yang tidak lolos Quality Control/dokpri
Tomat-tomat reject yang tidak lolos Quality Control/dokpri
Sutton Farms mempekerjakan sekitar 150 orang secara langsung dan tidak langsung (tenaga kerja lepas). Sekitar 60% dari tenaga kerja langsung merupakan warga negara Australia, sedangkan pekerja lepas biasanya merupakan pemegang Work Holiday Visa (WHV). Bekerja di sektor pertanian cukup digemari oleh banyak pencari kerja di Australia.

Hal yang cukup berbeda di Indonesia, dimana lulusan sarjana pertanian pun lebih banyak bekerja di sektor keuangan dan perbankan. Menjadi petani tidak menjadi pekerjaan idaman para calon mertua.

Koala farms

Lokasi kedua yang kami tuju adalah Koala Farms. Beberapa rekan awalnya mengira Koala Farms adalah tempat melihat Koala atau Koala sanctuary. Namun meskipun namanya Koala Farms, anda tak bisa menemukan Koala di sini. Koala Farms hanya nama saja.

Berfoto bersama Hasil Sayuran di Koala Farms/dokpri
Berfoto bersama Hasil Sayuran di Koala Farms/dokpri
Koala Farms didirikan pada tahun 1990 oleh Anthony Staatz, yang menjadi generasi kelima dalam keluarganya yang menjadi petani. Anthony mulai mengembangkan bisnisnya secara perlahan dan berinvestasi pada peralatan dan teknologi pertanian baru. 

Peralatan dan teknologi ini menjadi katalis bagi Koala Farms untuk dapat menghasilkan produk berkualitas lebih baik dengan biaya yang lebih rendah, menjadikan harganya kompetitif. Saat ini Koala Farms mengelola lahan 1.500 hektar dengan sekitar 80 karyawan.

Irigasi dan Pengairan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun