Di negeri Paman Sam tersebut, menara-menara air yang dibangun saat revolusi industri telah dicanangkan pemerintah sebagai monumen arsitektural.
Beberapa menara heritage digunakan sebagai marka tanah dan tidak boleh dirubuhkan. Bahkan kota megapolitan seperti New York masih mempertahankan menara air kayu di gedung-gedung pencakar langit.
Sedangkan di Indonesia, hanya segelintir menara air yang dilestarikan. Beberapa daerah masih mempertahankan dan merawat menara air peninggalan kolonial, salah satunya ada di PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Reservoir menara yang memiliki ketinggian 42 meter dengan berat 330 ton ini terletak di Jalan Sisingamangaraja No 1, Kecamatan Medan Kota.
Menara air PDAM Tirtanadi dibangun sejak 8 September 1905. Kala itu pelayanan air minum dikelola oleh NV Waterleiding Maatschappij Ajer Beresih, namun hanya diprioritaskan untuk masyarakat menengah ke atas. Bangunan yang merupakan karya Hendrik Cornelius Van Den Honert ini sampai kini masih terawat menjadi salah satu landmark kota.
Ikon menara air lain yang masih berdiri kokoh ada di Kota Magelang. Menara air yang dirancang oleh Thomas Karsten tersebut dibangun pada tahun 1916 dan selesai pada 1920.
Menara air tersebut merupakan salah satu cagar budaya dengan bentuk unik, masyarakat awam menyebutnya sebagai kompor minyak raksasa. Awalnya menara air dengan tinggi 21 meter ini bertujuan untuk mengamankan persediaan air minum dari pencemaran untuk tentara militer maupun warga Belanda yang tinggal di Kota Magelang.
Kisah berbeda datang dari Palembang, dimana menara air dialih fungsikan menjadi kantor Wali Kota. Bentuk asli bangunan tidak mengalami banyak perubahan meski renovasi sudah beberapa kali dilakukan.
Bangunan ini dibangun pada 1929 dengan arsitek bernama S. Snuifj telah menjadi saksi perjuangan kemerdekaan hingga kini masih berdiri kokoh.
Menara Air Modern
Peninggalan menara air zaman kolonial yang tak terawat tentunya tak sedap dipandang, selain itu rapuhnya konstruksi berpotensi membahayakan warga sekitar. Sebagai upaya pelestarian, beberapa daerah mulai mempercantik fasad bangunan menara air.
Di New York misalnya, pemerintah kota bekerja sama dengan seniman lokal menginisiasi Water Tank Project untuk merevitalisasi menara air dan sebagai promosi kepedulian krisis air. Beberapa pengembang bahkan menginvestasikan uangnya untuk merubah menara air menjadi griya tawang eksklusif seharga jutaan dollar.