Mohon tunggu...
Eliza Bhakti
Eliza Bhakti Mohon Tunggu... Insinyur - Environmental Enthusiast

Government Officer | Environmental Enthusiast | Writer in progress |

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Plastic Free July, Momen Bersama Mengurangi Plastik

3 Juli 2023   15:00 Diperbarui: 3 Juli 2023   15:20 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara global bulan juli dirayakan sebagai Plastic Free July. Upaya ini merupakan kampanye global untuk mengurangi dampak plastik dan mendorong masyarakat hidup berkesadaran minim sampah. 

Gerakan ini diinisiasi Rebecca Prince-Ruiz pada 2011. Awalnya gerakan ini hanya dilakukan di Australia, kemudian menyebar hingga 190 negara dengan lebih dari 100 juta partisipan.

Secara umum gerakan ini mengajak partisipan untuk mengurangi pemakaian plastik selama bulan juli.  Melalui kampanye ini diharapkan konsumen dan pelaku bisnis mulai mengambil langkah untuk mengurangi plastik kemasan.

Kemasan plastik telah menjadi pilihan praktis bagi kita. Setidaknya 300 juta ton plastik diproduksi setiap tahun, dengan hampir setengahnya adalah plastik sekali pakai. Budaya langsung buang sampah kemasan yang kita lakukan secara tidak sadar telah membebani planet bumi. 

Upaya untuk mereduksinya perlu dilakukan dari hulu hingga ke hilir. Di sisi hilir, hanya 10% dari plastik yang diproduksi didaur ulang dengan layak. Untuk itu penting bagi kita sebagai konsumen untuk mulai mereduksi sampah di sisi hulu.

Berikut beberapa langkah kecil dalam gerakan Plastic Free July untuk mengurangi kemasan plastik. Pertama, tolak tas belanja sekali pakai. Di beberapa daerah di Indonesia sudah ada kebijakan untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai di minimarket. 

Jika daerah kalian belum menerapkannya, jangan ragu untuk menolak plastik kemasan. Plastik sekali pakai banyak mencemari sungai dan laut. Sekitar 100.000 satwa laut seperti penyu dan paus mati karena polusi plastik di laut.

refill.org.uk
refill.org.uk
Challenge kedua, bawa botol minuman sendiri saat memesan minuman kesukaanmu. Setidaknya 180 miliar botol Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) diproduksi secara global. Indonesia sendiri merupakan konsumen air kemasan terbesar ketiga di dunia, setelah Amerika Serikat dan Mexico. 

Cara paling mudah untuk mengurangi plastik sekali pakai adalah membawa botol tumbler sendiri. Opsi ini tak hanya membuat kita tetap terhidrasi tapi juga bisa menghemat pengeluaran kita.

Untuk para penggemar kopi atau minuman panas lain, bisa menggunakan reusable cup yang dibawa sendiri. Saat ini sudah banyak kedai kopi yang memberikan diskon jika pembeli membawa kemasannya sendiri. 

Kemasan kopi sekali pakai di seluruh dunia hampir mencapai 500 miliar per tahun, atau setara dengan keliling bumi 1.360 kali! Bayangkan betapa banyaknya sampah yang dihasilkan, dengan hanya 1% nya yang dapat didaur ulang.

refill.org.uk
refill.org.uk
Challenge ketiga, tolak alat makan sekali pakai. Hasil estimasi, sekitar 40 miliar peralatan plastik dibuang setiap tahun di Amerika Serikat saja. Cara paling mudah menguranginya adalah membawa sendok, garpu atau sumpit sendiri. 

Tak perlu tergiur membeli spork (sendok dan garpu yang menyatu) jika memang kita masih punya banyak peralatan makan yang bisa dipakai. Mulailah dari membawa barang-barang yang sudah kita miliki.

refill.org.uk
refill.org.uk
Challenge keempat, beli curah. Saat ini memang sudah banyak bermunculan bulk store atau zero waste shop. Tapi teman-teman tidak perlu khawatir karena toko curah tradisional sebenarnya banyak ditemukan di pasar dekat rumah. Kuncinya adalah komunikasi dengan si penjual untuk membungkus belanjaan kita di kemasan yang sudah kita bawa. Jangan lupa senyum, pasti si penjual akan senang.

Hasil survei refill.org.uk menyatakan bahwa 3 dari 4 orang menginginkan akses untuk opsi reuse dan refill, yang memberi harapan bahwa ada potensi besar pasar untuk ekonomi hijau. Mengadaptasi budaya refill tidak mahal. Untuk memulai tidak perlu membeli tumbler extra mahal atau alat-alat fancy. 

Jika di rumah sudah memiliki botol kemasan, pakai yang ada. Jika ada botol kaca bekas selai, manfaatkan. Jika sedotan stainless terlalu mahal bagi kantong, pilih opsi untuk langsung meminum dari gelas, simpel dan murah. 

Jika bulk store terlalu jauh dari rumah, opsi lain adalah belanja curah di pasar dekat rumah. Jangan sampai adaptasi budaya minim sampah menjadikan kita boros, kuncinya adalah hidup berkesadaran.

Mulai langkah kecil teman-teman di Plastic Free July hari ini. Selain baik untuk bumi, budaya refill ini juga ramah untuk kantong. Selamat mencoba!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun