Mohon tunggu...
elzabayuanggipratama
elzabayuanggipratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Pilar Kemalikussalehan Dalam Pendidikan Untuk Membentuk Karakter Mahasiswa

5 Desember 2024   01:26 Diperbarui: 5 Desember 2024   11:52 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerajaan Islam Samudera Pasai dalam sejarah tercatat sebagai Kerajaan Islam pertama di Nusantara yang menjadi cikal bakal pusat pengembangan dan penyebaran agama Islam di kawasan Nusantara dan Asia Tenggara, yang juga merupakan pusat Pendidikan Islam dan Ilmu Pengetahuan ternama yang mewariskan semangat pejuang bagi generasi penerusnya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya sebagaimana tuntunan Islam, telah menghasilkan Syech (Guru Besar) serta berbagai ilmuan aplikatif lainnya.

 Kecemerlangan pemikiran mereka pada saat itu telah memberi dampak besar dengan terjadinya era kemakmuran dan kejayaan (welfare state) “Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur" suatu Negeri Indah, Adil, dan Makmur yang diridai Allah Subhana Wataala.

Berdasarkan catatan ekspedisi Marco Polo (1292) dan Ibnu Batutah (abad 13). Pada tahun 1267 telah berdiri kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu kerajaan Samudra Pasai. Hal ini juga dibuktikan dengan adanya Batu nisan makam Sultan Malik Al Saleh (th 1297) Raja pertama Samudra Pasai. Kesultanan Samudera Pasai, juga dikenal dengan Samudera, Pasai, atau Samudera Darussalam, adalah kerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera, kurang lebih di sekitar Kota Lhokseumawe, Aceh Utara sekarang. 

Ibnu Battutah, musafir Islam terkenal asal Maroko, mencatat hal yang sangat berkesan bagi dirinya saat mengunjungi sebuah kerajaan di pesisir pantai timur Sumatera sekitar tahun 1345 Masehi. Setelah berlayar selama 25 hari dari Barhnakar (sekarang masuk wilayah Myanmar),  

Sultan Malikussaleh, yang juga dikenal sebagai Meurah Silu, adalah sultan pertama dari Kesultanan Samudera Pasai, yang memerintah mulai tahun 1267 hingga 1297 M. Ia merupakan tokoh penting dalam sejarah Islam di Indonesia, terutama di Aceh, dan memainkan peran kunci dalam penyebaran Islam di wilayah Nusantara.

Malikussaleh lahir dengan nama Meurah Silu dan berasal dari keluarga bangsawan. Ia adalah keturunan dari Sukee Imeum Peuet, yang merupakan bagian dari empat maharaja yang membangun kerajaan-kerajaan di Aceh pra-Islam. Setelah bertemu dengan seorang ulama Muslim, Meurah Silu memeluk Islam dan mengubah namanya menjadi Malikussaleh, yang berarti "Malik yang Saleh" atau "Raja yang Baik".

Setelah memeluk Islam, Malikussaleh mendirikan Kesultanan Samudera Pasai sekitar tahun 1267 M. Kerajaan ini menjadi pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Asia Tenggara, terutama dalam perdagangan rempah-rempah dan hasil bumi lainnya. Di bawah kepemimpinannya, Samudera Pasai berkembang pesat dan menjadi salah satu kerajaan terpenting di wilayah tersebut.

Selain sebagai pendiri dan raja pertama Samudra Pasai, Malik al-Salle juga merupakan penyebar agama lslam di Nusantara dan Asia Tenggara pada abad ke-13. Pada masa pemerintahan Malik al-Salle, Samudra Pasai memberikan kontribusi besar bagi perkembangan dan penyebaran lslam di tanah air. Samudra Pasai mengirim banyak ulama dan misionaris untuk menyebarkan lslam ke Jawa. Banyak juga sarjana Jawa yang belajar agama di Pasay. Salah satunya adalah Sufi dan imam lslam Syekh Yusuf, yang menyebarkan lslam dari Makassar ke Afrika Selatan.

 Warisongo adalah bukti kedekatan Samudra Pasai dengan perkembangan lslam di Jawa. Sunan Karijaga adalah menantu Mauranaishak, salah satu Sultan Pasay. Selain itu, Sunan Gunungjati yang menyebarkan agama lslam di Cirebon dan Banten sebenarnya adalah putra daerah Pasay. Sultan Samudra Pasai sangat teguh dalam mengamalkan lslam. Pemerintah adalah teokrasi (agama) berdasarkan ajaran lslam. 

Tak heran, kehidupan masyarakat juga sangat kaya akan nuansa agama dan budaya lslam. Sebagai kerajaan yang berpengaruh, Pasay juga berteman dengan penguasa negara lain seperti Champa, India, Cina, Majapahit dan Malaka. Menurut Marco Polo, Sultan Malikussaleh sangat menghormati Kubilai Khan, penguasa Mongolia di Cina.

Dalam rangka Islamisasi dan reaktualisasi, Sultan Malik Al Saleh menikah dengan putri Raja Perlak. Setelah itu lahir seorang putranya, Muhammad Malikul Zahir (Malik Al Tahir atau Malik At Tahir) meneruskan jabatan Sultan. Ia memiliki dua orang putra yaitu Malik Al Mahmud dan Malik Al Mansur yang diasuh Sayid Ali Ghiatuddin dan Sayid Asmayuddin saat kecil. Pengaruh Islam pada Samudera Pasai terlihat dari perubahan aliran Syiah menjadi Syafi'i yang mengikuti perubahan di Mesir. Saat itu, di Mesir sedang terjadi pergantian kekuasaan dari Dinasti Fatimah beraliran Syiah kepada Dinasti Mameluk beraliran Syafi'i.

Berikut ini adalah Sultan dan Sultanah yang pernah memerintah sebagai raja Kerajaan Samudera Pasai:

  • Sultan Malik Al-Saleh (1267-1297)
  • Sultan Muhammad Malik az-Zahir I/Muhammad I (1297-1326)
  •  Sultan Mahmud Malik Az-Zahir/Ahmad I (1326-1345)
  •  Sultan Mansur Malik Az-Zahir II (1345-1349)
  •  Sultan Zainal Abidin I (1349-1406)
  •  Sultanah Malikah Nahrasyiyah (1406-1428)
  •  Sultan Zainal Abidin II (1428-1438)
  •  Sultan Shalahuddin (1438-1462)
  •  Sultan Ahmad II (1462-1464)
  • Sultan Abu Zaid Ahmad III (1464-1466)
  • Sultan Ahmad IV (1466-1466)
  • Sultan Mahmud (1466-1468)
  •  Sultan Zainal Abidin III (1468-1474)
  •  Sultan Muhammad Syah II (1474-1495)
  • Sultan Al-Kamil (1495-1495)
  • Sultan Adlullah (1495-1506)
  •  Sultan Muhammad Syah III (1506-1507)
  •  Sultan Abdullah (1507-1509)
  •  Sultan Ahmad V (1509-1514)
  •  Sultan Zainal Abidin IV (1514-1517)

Sultan Malikussaleh meninggal pada tanggal 17 Ramdhan 696 H (1297 M) & dimakamkan diDesa Büllingen, Kecamatan Samdera, Kabupaten Aceh Utara. Mengenai penyebab meninggalnya Sultan Malikussaleh, beliau meninggal karena sakit. Sepeninggal Sultan Malik al-Salle, kekuasaannya digantikan oleh keturunannya, Sultan Muhammad, yang bernama Sultan Malik al-Tahir I (1297-1326). Pengganti Sultan Muhammad adalah Sultan Ahmad yang juga bergelar Sultan Malik al-Tahir II (1326 – 1348).

Keberadaan Makam Sultan Malikussaleh di Desa Tunk Sharif di Desa Büllingen, Kabupaten Aceh Utara. Tempat ini dianggap sebagai lokasi Royal Ocean Palace. Jalan awal untk ke kompleks makam adalah Simpang Gampong Kude Gudon sebagai panduan pengunjung Makam Sultan Malikusale, dan perbatasan Gampong Büllingen-Gampon Klen Matty. Pemanfaatan dan pengelolaan warisan budaya makam Sultan Malikussaleh selama ini hanya dilakukan oleh sebagian kecil tokoh masyarakat setempat. Dalam hal ini pengelola makam berada di bawah pimpinan Tengku Imuem Syik Gampong.

Makam Sultan Malikusale dianggap oleh masyrakat umum sebgai makam suci. Keyakinan ini didasarkan pada pengalaman mereka melihat dan mendengar keajaiban yang terjadi di makam. Gampon Büllingen merupakan salah satu daerah yang terkena dampak langsung saat tsunami 2004 melanda Aceh. Rumah warga & bangunan lainny hancur diterjang tsunami, namun makam Sultan Malikussaleh tetap utuh dan tidak terkena tsunami. Bahkan sebagian warga selamat saat mengungsi ke pelataran makam Sultan Malikussaleh.

 Perkembangan Makam Sultan Malikusale sebagai objek wisata dapat dilihat tidak hanya dari segi fasilitas dan amenitasnya saja, tetapi juga dilihat dari situasi, persepsi dan cara pandang masyarakat sebagai pengunjung dalam menyikapi kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan ziarah meningkat. Hal inilah yang melatarbelakangi motivasi pengunjung untuk berziarah ke makam Sultan Malikussaleh.

Demikian rekam jejak sultan Malik al- saleh yang dapat kita bahas, selanjutnya kita akan membahas tentang studi kasus lima pilar kemalikussalehan

Implementasi pilar Kemalikussalehan dalam pendidikan tinggi, khususnya untuk membentuk karakter siswa, dapat dilakukan melalui lima pilar yang telah ditetapkan: Religius , Akademis , Transformatif , Berwawasan Global , dan Cinta Damai . Berikut adalah penjelasan tentang bagaimana setiap pilar dapat diterapkan dalam konteks pendidikan untuk membentuk karakter siswa.

  • Religius

 Pilar keagamaan pentingnya nilai-nilai spiritual dan moral dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa. Dalam pendidikan, ini dapat diimplementasikan melalui :

  • Kegiatan Keagamaan : Mengadakan pengajian rutin, diskusi tentang nilai-nilai Islam, dan pelatihan akhlak berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis.
  • Integrasi Kurikulum : Memasukkan pelajaran tentang etika dan moralitas dalam mata kuliah yang ada, sehingga mahasiswa memahami pentingnya tindakan yang berlandaskan iman dan taqwa dalam setiap aspek kehidupan mereka
  •  Akademisi

Pilar akademis fokus pada pengembangan intelektual dan kreativitas siswa. Implementasinya meliputi:

  • Kualitas Pembelajaran : Menyediakan kurikulum yang menantang dan relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, serta memfasilitasi akses ke sumber belajar yang berkualitas.
  • Inovasi dan Kreativitas : Mendorong mahasiswa untuk melakukan penelitian dan proyek yang inovatif serta kreatif, yang dapat memberikan solusi terhadap masalah nyata di masyarakat.
  • Transformatif

Pilar transformatif mengajak mahasiswa untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat. Ini dapat dilakukan melalui:

  • Kegiatan Praktis : Mengadakan workshop atau seminar yang membahas isu-isu sosial dan lingkungan, serta cara-cara untuk berkontribusi positif terhadap perubahan social.
  • Pengabdian Masyarakat : Mengorganisir program pengabdian masyarakat di mana siswa dapat menerapkan ilmu yang mereka pelajari untuk membantu komunitas lokal.
  • Berwawasan Global

Pilar ini mengajak mahasiswa untuk memiliki perspektif internasional dan memahami isu-isu global. Implementasinya mencakup:

  • Isu Global dalam Kurikulum : Mengintegrasikan pembelajaran tentang isu-isu global seperti perubahan iklim, hak asasi manusia, dan ekonomi global ke dalam mata kuliah.
  • Pertukaran Pelajar : Mendorong program pertukaran pelajar dengan universitas luar negeri untuk memperluas wawasan budaya dan akademis.
  • Cinta damai

Pilar cinta damai mendorong siswa untuk menghargai keberagaman dan menyelesaikan konflik dengan cara damai. Ini dapat diimplementasikan melalui:

  • Kegiatan Sosial : Menyelenggarakan kegiatan sosial yang mempromosikan toleransi dan kerukunan antarumat beragama serta kelompok sosial lainnya.
  • Dialog Antarbudaya : Mengadakan forum atau diskusi antarbudaya untuk meningkatkan pemahaman antaragama dan antarkelompok.

Kesimpulan Yang dapat disimpulkan Terkait tulisan di atas adalah:

kehidupan Sultan Malikussaleh mencerminkan perjalanan seorang pemimpin yang tidak hanya berhasil mendirikan sebuah kerajaan tetapi juga menanamkan nilai-nilai Islam yang kuat dalam masyarakatnya. Warisannya terus dikenang sebagai fondasi bagi perkembangan Islam di Indonesia serta sebagai simbol perjuangan dan kesejahteraan masyarakat Aceh. Keberhasilan dan kebijaksanaannya dalam memimpin menjadikannya salah satu tokoh sejarah yang sangat dihormati hingga saat ini.

Melalui penerapan lima pilar Kemalikussalehan dalam pendidikan, diharapkan mahasiswa tidak hanya menjadi individu yang berprestasi secara akademis tetapi juga memiliki karakter yang kuat, mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, serta menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan, toleransi, dan kedamaian. Implementasi ini penting untuk menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga bijaksana dalam bertindak. 

Kunjungan Penulis ke museum Samudera Pasai, 1 Desember 2024
Kunjungan Penulis ke museum Samudera Pasai, 1 Desember 2024

Nama : Elza Bayu Anggi Patama 

NIM   : 240110040 

UAS Kemalikussalehan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun