Mohon tunggu...
Elyn Rambu Kaborang
Elyn Rambu Kaborang Mohon Tunggu... Penulis - Putri Asli Sumba

Aku Lahir di Pulau Sumba. "NEVER UNDERESTIMATE THE HEART OF A CHAMPION!"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Don't Believe Everything You Think

6 Juli 2019   11:07 Diperbarui: 6 Juli 2019   11:18 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanarara - Sumba, NTT (Sumber: Instagram @kakabrotrip) 

Tulisan ini sangat mengangguku "Don't believe everything you think."

Telusuri lebih dalam lagi maknanya akan membuatmu tercengang.

Kadang-kadang kita berpikir terlalu jauh yang melahirkan asumsi.

Tentu ini sangat menyusahkan karena sudah memberi label.  

Apa sih yang lebih banyak terpikirkan?

Positif atau negatif?

Lebih dominan yang mana?

Pasti yang negatif bukan?

Sejak kecil kita bertumbuh dengan ajaran yang tanpa kita sadari.

Jangan -- tidak -- hati-hati, kata-kata inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya pikiran "negatif".

Sehingga yang akan bertumbuh adalah ketakutan untuk melakukan ini itu.

Sampai besar pun kita membawa kebiasaan itu hingga menjadi tokoh utama dalam pikiran.

Ini akan menjadi sampah beracun yang ada dalam kehidupan kita.

Rancunnya akan mengalir, merembes, menetes dalam bentuk amarah.

Penguasaan diri menjadi dangkal bahkan sirna.

Posisi otak kini berada di dengkul, amarah yang menggantikan posisi otak merusak diri.

Hati-hati racunnya akan menimpa kehidupan makhluk lain yang tidak bersalah.  

Orang lain akan mencium bau busuk harga diri yang rendah.

Beberapa orang akan merasakan bau pekat kesombongan.

Sebagian lagi akan merasakan tumpahan amarah yang mengandung depresi.

Caritahu di mana akarnya? Tidak gampang juga tidak susah.

Potong, buang, bakar dalam kedewasaan pikiran juga kelapangan hati.

Selalu ingat kalimat ini "Don't believe everything you think."

Hidupmu akan berlanjut, kamu bahagia orang lain pun bahagia.

"Don't think too much. Just do what makes you happy" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun