Jadi, kalau PR dihapuskan dengan dalih memberatkan siswa sepertinya kurang tepat juga. Kecuali, jika setiap siswa sudah memiliki kesadaran terhadap kewajiban mereka. Mereka mengetahui kewajiaban mereka sebagai siswa dan anak itu apa saja. Sehingga, ketika seorang anak paham akan kewajibannya, maka anak tersebut akan bertanggungjawab, minimalnya.
Dengan apa anak tersebut bertanggungjawab? Yap, belajar. Mengulang pelajaran, memahami lebih dalam tentang pemelajaran yang ada. Jadi, ketika si anak tak memiliki kewajiban menyelesaikan PR, si anak mempergunakan waktunya untuk mengeksplor kemampuannya. Nah, disitu akan tepat jika PR tak diberikan.
Tapi, akan lain cerita kalau siswa yang tak memiliki tanggung jawab PR justru berleha-leha, tanpa melakukan hal-hal yang bermanfaat. Disitu pasti akan dipertanyakan, dimana peran guru? Guru adalah kontrol bagi siswanya. Â Sebab pendidikan yang baik, tak hanya melahirkan manusia yang cerdas, tetapi juga memiliki karakter yang utuh.
Ketika PR tak lagi diberikan kepada siswa, disitulah seharusnya seorang siswa mempergunakan waktunya untuk mengasah skill nya. Kalau tidak, sia-sialah waktu yang panjang itu. Ibaratnya, ia sudah diberi waktu luang tetapi malah berdiam diri di tempat. Kalau begitu, apa yang akan dihasilakn? Ya tidak ada.
Apasih peran guru?
Nah, disini peran guru juga penting. Guru bertindak sebagai motivator supaya siswa memiliki keinginan untuk mengeksplor kemampuannya di masa mudanya. Syukur0syukur jika guru mampu mengarahkan siswanya, atau lebih-lebih kalau guru atau sekolah mampu meberikan fasilitas.
Ah, ya. Terlepas dari tugas-tugas guru. Orang tua jauh lebih memiliki andil yang besar. Tetapi tidak semua orang tua sadar dengan hal tersebut. ada dari mereka yang terbatas dalam ekonominya, atau ada juga yng terbatas dalam pengetahuannya. Oleh karena itu, jadilah kamu siswa yang paham dengan potensi diri.
Dengan mengenal potensi diri, kamu tak akan menjadi siswa yang terbawa arus. Alias ikut-ikutan teman saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H