Mohon tunggu...
Elyia Baru Sianturi
Elyia Baru Sianturi Mohon Tunggu... Penulis - Pengajar dan Penulis

Membaca dan Bermain Bola

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menjadi Koki Dadakan

22 Mei 2024   22:12 Diperbarui: 22 Mei 2024   22:25 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini saya mulai kegiatan rutin sebagai suami. Jam 5 pagi saya selalu mengajak anabul untuk jalan pagi sekitar 30-45 menit. Kemudian, beres-beres dan bersiap berangkat kerja jam 9 pagi.

Namun ada yang berbeda dengan banyak hari sebelumnya kerena istri lagi ke Bali dalam acara perpisahan guru dengan murid SMP swasta di Depok. Sebagai wali kelas, dia harus meninggalkan kami selama 5 hari.

Lauk pauk sudah disiapkan jauh-jauh hari sebelum istri berangkat. Namun, cukup sulit bagi saya dan anak-anak untuk makan tanpa sayuran.

Mungkin, juga anda merasakan hal yang sama. Makan nasi dengan lauk pauk ayam rendah kampung tanpa sayauran rasanya tenggorokan tidak plong tanpa kuah dan sayuran.

Akhirnya, saya buka kulkas ada sayur Kangkung dan Sawi Putih. Sebenarnya, untuk Sawi Putih sudah beberapa kali saya masak.

Namun, kali ini saya pilih masak sayur kangkung. Sudah cukup lama tidak masak sejak saya 38 tahun lalu jadi koki di rumah buat adik-adiku.

Maklum, orang tua sudah pergi kerja sejak subuh, jadi saya sebagai anak tertua mengurusi mereka untuk makan dan pergi sekolah.

Saya harus belanja subuh-subuh ke warung dan masak buat kami berlima ditambah kedua orang tuaku.  

Bagaimana cara tumis sayur kangkung? Akhirnya, saya googling dan teringat kembali cara masak sayur tersebut. Saya potong sayurnya, kemudian dicuci, lalu potong bawang putih, merah dan cabe secukupnya dan dimasukan pada kuali pengorengan dengan sedikit minyak goreng di dalammnya.

Agak sulit untuk masak sayur ini karena jika kematangan atau kurang matang akan membuat sayur tidak enak dimakan dan warna airnya bisa hitam karena kandungan zat besinya tinggi.

Meski agak ragu akhirnya saya masak. Ternyata, masakan saya jadi dan hasilnya lumayan enak. Tidak asin, dan tidak kematangang.

Lalu saya bawa ke kantor sebagai bekal makan siang bersama telur dadar dan rasanya lumayan untuk "mantan koki 38 tahun lalu."

Para suami yang ditinggal istri karena "tugas negara" jangan sedih dan panik atau ambil jalan pitas pesan makanan online. Tetap semangat melakukan aktivitas sehar-hari.

Kita juga bisa bisa melakukan tugas-tugas istri di rumah. Bayangkan, kalau istri pulang melihat rumah bersih dan tersedia makanan di meja, akan membuat dirinya semakin cinta karena kita tidak hanya menjadi ayah tetapi menjadi koki yang dapat diandalkan di rumah.

Jadilah suami yang bisa dipercaya dan diandalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun