Mohon tunggu...
Elya Dz Azizah
Elya Dz Azizah Mohon Tunggu... Guru - Elya Dzurrotul Azizah

nama saya Elya Dzurrotul Azizah, biasa dipanggil Lia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Mari Kita Menilik Kelas Inklusi!

8 Desember 2020   09:00 Diperbarui: 8 Desember 2020   09:10 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah membaca artikel saya yang sebelumnya, kali ini saya akan menjelaskan tentang seperti apa sih kelas inklusi itu? Apakah kelasku termasuk kelas inklusi? Yuk, mari kita jalan-jalan sejenak untuk melihat kelas inklusi seperti apa. Akan tetapi, yang saya jelaskan kali ini tempat duduk kelas inklusi yang duduk di lembaga PAUD

Nah, sebenarnya tidak jauh beda dengan kelas pada umumnya, yakni kelas yang bertujuan untuk memotivasi siswa agar siswa semangat dan mudah dalam belajar. Dalam kelas inklusi, tempat duduk lebih disarankan membentuk huruf U dibanding duduk yang berbaris layaknya sekolah pada umumnya, karena memiliki banyak manfaat yakni Pertama, memfasilitasi gerak anak agar anak bisa bergerak lebih leluasa, karena formasi duduk membentuk huruf U lebih banyak ruang untuk anak bergerak dibanding duduk berbaris yang hanya tersisa ruang untuk bergerak di bagian depan dan belakang (jika masih ada ruang, sedangkan formasi U memiliki ruang gerak luas bagian tengah.

Kedua, kontak guru dengan anak yang berkebutuhan khusus, terlebih lagi dengan anak yang mengalami tuna rungu, karena guru bisa lebih leluasa menghampiri dan mendekati anak tersebut dalam menjelaskan agar anak bisa mendengarkan penjelasan guru lebih jelas. Bisa juga manfaat dari formasi U yang dirasakan oleh anak cacat fisik atau tuna daksa yang menggunakan kursi roda akan memudahkan gerak leluasa pada mereka.

Nah selain formasi duduk membentuk huruf U, guru bisa juga dengan mengubah formasi duduk dengan tanpa meja dan kursi dan membentuk lingkaran dan guru berdiri atau setengah berdiri, karena guru akan mejadi pusat perhatian anak, biasanya hal ini dilakukan ketika guru ingin menggunakan metode bercerita. Kenapa? 

Karena dalam metode bercerita, guru bisa lebih leluasa menjelaskan dan mengekspresikan, lebih dekat antara guru dan murid dan memperjelas suara guru, guru lebih bisa memantau antara anak yang memperhatikan dengan anak yang tidak memperhatikan, murid bisa melihat lebih jelas jika bukunya berupa buku cerita bergambar. Terkadang formasi seperti ini dilakukan juga ketika guru ingin mengadakan permainan atau ice breaking.

Selain formasi huruf U dan formasi di atas, ada juga formasi membentuk lingkaran dengan membuat grup-grup secara acak dan ditentukan oleh guru tanpa membedakan anak inklusi dan anak non inklusi. Fungsinya, agar anak bisa saling mengenal lebih dekat antara anak inklusi dan anak tidak inklusi, bisa saling membantu, tidak ada kesenjangan antara anak inklusi dan non inklusi, dan bekerja sama.

Guru juga harus menerapkan tempat duduk secara variatif, maksudnya setiap beberapa hari sekali guru mengganti tempat duduk dan teman dekat tempat duduk. Fungsinya seperti formasi membentuk lingkaran dan dibuat grup, yakni agar anak bisa mengenal lebih dekat antar teman-temannya.

Selain formasi-formasi di atas, perlu juga guru mengajak murid untuk belajar di luar kelas. Karena belajar di dalam kelas memiliki sisi negatif yakni salah satunya menghambat kreativitas anak, selain itu juga belajar dalam kelas menimbulkan rasa cepat bosan pada anak. Akan tetapi, guru juga harus memperhatikan pembelajaran di luar kelas seperti memberi arahan dan peraturan agar anak mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang dilarang dan juga kompetensi dasar dan kurikulum tetap sesuai dan terencana.

Nah selain formasi dalam kelas, juga dibutuhkannya adanya pendampingan. Akan tetapi pendampingan kali ini tidak dilakukan oleh guru, tetapi murid yang non berkebutuhan khusus mendampingi anak berkebutuhan khusus. 

Tujuannya agar anak lebih mudah memahami jika dijelaskan atau dibantu oleh teman sebayanya karena biasanya bahasa yang digunakan guru dengan murid lebih mudah difahami bahasa murid dibandingkan bahasa guru, jadi alangkah lebih baik jika pendampingan dilakukan oleh teman sebaya. 

Selain itu, anak berkebutuhan khusus tidak merasa disendirikan atau dibedakan oleh teman-teman lainnya. Juga diantara anak berkebutuhan khusus dan anak non berkebutuhan khusus memiliki sama-sama keuntungan yakni anak berkebutuhan khusus merasa termotivasi atau tidak minder dan anak yang tidak berkebutuhan khusus menjadi lebih percaya diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun