Tantangan lain yang kami hadapi yaitu saat awal penyelenggaraan pembelajaran tatap muka terbatas. Pada saat itu, banyak orang tua siswa yang merasa khawatir akan kesehatan putra putrinya. Orang tua merasa jika melakukan kegiatan ptmt tersebut akan menimbulkan kerumunan yang tidak diinginkan.Â
Namun dalam pelaksanaan program ptmt tersebut kami tidak menyelenggarakannya dalam jumlah yang besar, kami membagi para siswa untuk dibuatkan sesi ptmt dengan jumlah siswa persesinya maksimal 15 orang atau setengah dari jumlah siswa didalam kelas, ini akan sangat membantu orang tua siswa untuk mengizinkan putra putri mereka mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas.Â
Tata kelas dan meja pun kami sesuaikan dengan protokol kesehatan yaitu dengan memberikan jeda seling satu pada setiap mejanya supaya para siswa dapat saling memiliki jarak untuk mengurangi interasis antar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.Â
Para siswa yang menjalankan kegiatan ptmt ini diwajibkan memakai masker selama diluar rumah, mencuci tangan dengan air mengalir, dan memeriksa suhu tubuh sebelum masuk kedalam kelas. Pembelajaran ini hanya dilaksanakan selama dua jam tanpa waktu istirahat sehingga siswa hanya datang kesekolah untuk belajar setelah selesai pembelajaran maka mereka harus pulang dan kembali mengerjakan tugas sekolah dirumah.
Tantangan selanjutnya ialah kurangnya sarana prasarana yang mendukung kegiatan pembelajaran disekolah sehingga kami mengambil alternatif lain yaitu dengan mengadakan sesi pembelajaran prakarya menggunakan barang bekas dan penerapan model pembelajaran realistik supaya siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran dan siswa menjadi lebih aktif berpikir kreatif tentang media pembelajaran apa yang akan mereka gunakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Semua tantangan ini tidak mudah untuk dilalui namun dengan kerja sama yang baik antar anggota kelompok kampus mengajar dan guru serta para siswa yang selalu mendukung dan memberikan respon positif membuat kami semakin semangat untuk meningkatkan kemampuan literasi numerasi dan teknologi pada sekolah ini sebagai tujuan awal kami bahwa pendidikan dimasa kini sedang mengembangkan proses pembelajaran berbasis pengalaman pribadi setiap siswa kedalam materi pembelajaran supaya para siswa dapat lebih memahami konsep pembelajaran untuk memecahkan masalah di dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H