Mohon tunggu...
Elviza Diana
Elviza Diana Mohon Tunggu... Freelancer - Penjelajah kata

Ibu,penulis,jurnalis,dan penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Ada Nenek Khalijah Lain

27 April 2020   03:20 Diperbarui: 29 April 2020   21:05 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Khalijah (78) berjalan terbungkuk menapaki dinding kayu gubuk reot yang ia tinggali. Bangunan berdinding kayu seukuran 3x4 meter tampak miring. Beberapa kayu sudah lapuk dan berlobang. Khalijah beserta anak perempuannya sudah tinggal di gubuk ini selama lima tahun. Meskipun reot dan hampir rubuh, Khalijah bersyukur diperbolehkan menempatinya. Gubuk ini bukan miliknya. 

"Ini numpang, punyo orang. Untung lah dibolehkan tinggal di sini," katanya.

Khalijah merupakan warga Kenali Besar, Alam Barajo, Jambi. Pandemi atau tidak baginya tak ada bedanya. Anak perempuannya yang bekerja sebagai tukang cuci hanya mampu memenuhi kebutuhan makan saja. Terkadang pun dia masih harus berharap dari uluran tangan tetangganya. 

"Kalau corona, dak kerjo nian. Dak biso nyuci lagi di tempat orang. Makannya ya, biaso tetanggo yang ngasih," ungkapnya.

Khalijah dan anaknya senasib. Sama-sama menjadi janda, dan harus berjuang untuk hidup. Khalijah bagian dari 274, 32 ribu penduduk Provinsi Jambi yang dari data BPS  per Maret 2019 Provinsi Jambi berada di bawah garis kemiskinan. 

Angka ini dipastikan mengalami lonjakan akobat pandemik berlangung. Data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi  Provinsi Jambi, ada 4.015 orang tenaga kerja di Provinsi Jambi yang diberhentikan yang berasal dari 48 perusahaan. Terutama perusahaan swasta dan pusat-pusat perbelanjaan.

Menanggapi pandemik, Pemerintah Kota Jambi memberikan bantuan  jaring pengaman sosial (JPS) berupa paket kebutuhan pokok  kepada 15 ribu orang di Kota Jambi. Bantuan kebutuhan pokok bernilai Rp 70.000/paket tersebut didistribusikan langsung kepada warga di kantor kelurahan didampingi rukun tetangga (RT) masing-masing.

Megutip dari Jambikita.id Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi, Budidaya di Kota Jambi, Selasa (21/4/2020) menjelaskan, data penerima bantuan JPS terkait dampak wabah corona di Kota Jambi didasari pada pendataan langsung yang dilakukan pihak RT. Karena itu data penerima JPS tersebut benar-benar tepat sasaran, sesuai nama dan alamat dan tidak tumpang tindih.

"Seluruh penerima bantuan JPS terkait wabah Covid-19 ini tidak ada yang terdaftar sebagai penerima bantuan program keluarga harapan (PKH) dan bantuan langsung tunai (BLT). Warga penerima bantuan JPS ini benar-benar mereka yang berpenhasilan tidak tetap dan mengalami kesulitan ekonomi akibat Covid-19,"katanya.

dok. pribadi 
dok. pribadi 

Namun kenyataannya, Nenek Khalijah menjadi salah satu contoh belum meratanya bantuan yang diberikan.

"Belum ado nian kalau bantuan dari permerintah," ujarnya.

Tak perlu menghujat pemerintah yang masih tergagap-gagap mendata dan memberikan bantuan. Bulan Ramadhan 1441 Hijriah, keberkahan dan kebaikan harusnya mengetuk hati siapapun. Tetangga Nenek Khalijah sudah memberikan contoh, bagaimana kita sesama manusia tidak hilang rasa kemanusiaan dengan cara berbagi. 

"Sesungguhnya di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah menganugerahkannya kepada orang yang berkata baik, bersedekah makanan, berpuasa, dan shalat dikala kebanyakan manusia tidur." (HR. At Tirmidzi no.1984, Ibnu Hibban di Al Majruhin 1/317, dihasankan Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/47, dihasankan Al Albani di Shahih At Targhib, 946). 

Masih banyak kisah kemiskinan di sekitar kita, Ramadhan di atas pandemik seharusnya membuat kita lebih peka. Memperkuat solidaritas, memperkuat rasa belas kasih dan rasa syukur. Kita menghadapi ketakutan yang sama, Pandemik, krisis ekonomi, tapi jangan sampai berujung krisis sosial dan budaya. Ramadhan mengajarkan kita untuk mampu menahan hawa nafsu, merasakan penderitaan sesama dan keikhlasan. Harapan saya di Ramadhan ini, jangan ada lagi kisah Nenek Khalijah, kisah Ibu Yulie di Serang yang mati kelaparan, jangan ada jerit lapar tetangga-tetangga kita, orang di sekitar kita. Mari tebar kebaikan, mari berbagi, apa saja yang kita punya. Walau hanya semangguk nasi dan segelas air putih, mereka adalah kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun