"Belum ado nian kalau bantuan dari permerintah," ujarnya.
Tak perlu menghujat pemerintah yang masih tergagap-gagap mendata dan memberikan bantuan. Bulan Ramadhan 1441 Hijriah, keberkahan dan kebaikan harusnya mengetuk hati siapapun. Tetangga Nenek Khalijah sudah memberikan contoh, bagaimana kita sesama manusia tidak hilang rasa kemanusiaan dengan cara berbagi.Â
"Sesungguhnya di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah menganugerahkannya kepada orang yang berkata baik, bersedekah makanan, berpuasa, dan shalat dikala kebanyakan manusia tidur." (HR. At Tirmidzi no.1984, Ibnu Hibban di Al Majruhin 1/317, dihasankan Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/47, dihasankan Al Albani di Shahih At Targhib, 946).Â
Masih banyak kisah kemiskinan di sekitar kita, Ramadhan di atas pandemik seharusnya membuat kita lebih peka. Memperkuat solidaritas, memperkuat rasa belas kasih dan rasa syukur. Kita menghadapi ketakutan yang sama, Pandemik, krisis ekonomi, tapi jangan sampai berujung krisis sosial dan budaya. Ramadhan mengajarkan kita untuk mampu menahan hawa nafsu, merasakan penderitaan sesama dan keikhlasan. Harapan saya di Ramadhan ini, jangan ada lagi kisah Nenek Khalijah, kisah Ibu Yulie di Serang yang mati kelaparan, jangan ada jerit lapar tetangga-tetangga kita, orang di sekitar kita. Mari tebar kebaikan, mari berbagi, apa saja yang kita punya. Walau hanya semangguk nasi dan segelas air putih, mereka adalah kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H