Mohon tunggu...
Elvin Miradi
Elvin Miradi Mohon Tunggu... -

Seorang blogger, suami untuk seorang bidadari dan bapak untuk tiga laki-laki. Simak tulisan lainnya di www.ElvinMiradi.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

"Joko Susilo Itu Penipu!"

14 Desember 2011   04:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:19 16175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari kalimat awal saja, para calon konsumen sudah terbuai dengan betapa mudahnya syarat menjadi kaya dari internet. Kalimat itu merangsang otak untuk refleks berpikir bahwa kurang dibutuhkan kerja keras untuk melakukannya. Kebetulan, secara alamiah, manusia memang selalu tertarik untuk menjadi kaya tanpa bekerja keras. Jadi kloplah sudah.

Kenapa Joko Susilo tidak menuliskan kalimat yang lebih realistis saja? Misalnya "Jika Anda Bisa Mengetik dan Mengakses Internet dan Mau Bekerja Keras Sampai Kadang Punggung Sakit Kelamaan Duduk, Anda Sudah Memiliki Syarat Minimal Untuk Menghasilkan Uang Melimpah dari Internet...

Kalimat di atas jauh lebih realistis. Tapi apa jadinya kalo kalimat terakhir yang dipake? Dijamin 600% akan lebih banyak orang yang mundur dari niat mempelajari bisnis internet dan memilih untuk melanjutkan hidup pasrah dalam keadaan kere.

Setau saya, bisnis internet tidak semudah itu. Memang benar bisnis ini bisa dikerjakan dua jam saja sehari (bahkan dua jam per minggu pun bisa), tapi bagaimana dengan percepatannya? Kalau seseorang mau berpenghasilan 1 hingga 2 juta sebulan saja, ya saya rasa dua jam sehari sudah cukup. Tapi bila seseorang mau merasakan yang disebut Joko Susilo sebagai "uang melimpah", tentunya tidak ada jalan lain selain menginvestasikan waktu yang lebih banyak untuk membangun pondasi bisnis internet ini.

Di sinilah letak kesalahpahaman ini terjadi. Di satu sisi, Joko Susilo berusaha untuk memperkenalkan bisnis internet ini sebagai suatu peluang bisnis besar yang bisa dilakukan siapa saja dengan mudah, tapi yang namanya orang awam tentu akan sulit menerima kenyataan di kemudian hari bahwa ternyata TETAP dibutuhkan kerja keras dan motivasi baja untuk sukses di bisnis ini. Definisi kata "mudah" bagi mereka tidak sama seperti yang ada di benak seorang Joko Susilo.

Salah persepsi terhadap kata mudah inilah yang berbuntut menjadi masalah hingga berujung ke acara tuding-tudingan. Kata mudah memang sama artinya dengan gampang alias enteng, tapi sifatnya sangat relatif. Bagi Ade Ray, mudah saja mengangkat beban 50 kg tapi bagaimana dengan saya? Pagi-pagi ngangkat badan dari tempat tidur saja susahnya setengah mati! Demikian juga dalam hal ini, bagi Joko Susilo bisnis internet ini memang mudah, tapi seringkali tidak begitu adanya bagi pemula.

Tapi kalo saya boleh jujur (dan tolong jangan dihina sebagai kesombongan), secara beban kerja dan waktu kerja, bisnis internet memang jauh lebih mudah dan fleksibel dibanding pekerjaan lainnya. Saya tidak harus bertemu kemacetan setiap kali mau bekerja karena kantor saya letaknya tidak terlalu jauh (lokasinya dekat ruang makan). Kerjanya cuma ngetik-ngetik dan klik-klik saja. Otot-otot selain otot jari tangan baru dapat kesempatan bergerak di gym.

Yang paling sulit bagi pemula adalah bagaimana mengingat begitu banyak informasi dan cara-cara bisnis internet yang segalanya masih merupakan hal baru bagi mereka. Di sinilah dibutuhkan sesuatu yang bernama MOTIVASI tinggi untuk belajar. Tanpa motivasi tinggi, seringkali pemula akan berakhir dengan perasaaan frustrasi yang tidak lama kemudian akan berujung pada kegagalan sempurna dalam bisnis internetnya.

Dan ironisnya, obat yang paling manjur untuk menenangkan hati yang galau karena gagal berbisnis internet adalah dengan menambahkan kata 'penipu' di belakang nama orang yang pernah memberi kita ilmu.

SOLUSI:

Saya punya solusi untuk kedua belah pihak untuk mengurangi fitnah-fitnah seperti ini di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun