Mohon tunggu...
Elvin Miradi
Elvin Miradi Mohon Tunggu... -

Seorang blogger, suami untuk seorang bidadari dan bapak untuk tiga laki-laki. Simak tulisan lainnya di www.ElvinMiradi.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Hati-Hati dengan Pertanyaan "Bagaimana Anda Memulai Bisnis Internet?"

16 November 2011   19:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:34 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering sekali dalam dialog-dialog tentang bisnis internet, pebisnis internet pemula mengajukan pertanyaan kepada pebisnis internet berpengalaman, "Bagaimana Anda memulai bisnis internet dulu?"

Sekilas pertanyaan tersebut memang terasa perlu untuk diketahui jawabannya. Tentu saja saya setuju bahwa pengalaman pebisnis internet sukses akan sangat membantu dalam akselerasi bisnis kita. Dengan mencari tahu bagaimana mereka memulai semuanya, kita akan tahu langkah apa saja yang perlu dilakukan. Minimal, kita jadi termotivasi oleh cerita jatuh bangunnya mereka.

Tapi tahukah kamu bahwa pertanyaan seperti itu sebenarnya bisa sangat berbahaya untuk bisnis kita kalo kita tidak berhati-hati dan super waspada dalam mencerna jawabannya?

Manusia secara alami sudah dibekali dengan naluri untuk menjauhi kesulitan dan mendekati kenikmatan. Saya tidak sedang membahas tentang penagih utang dan wanita, tapi demikianlah naluri kita bekerja. Di dalam APAPUN yang kita pikirkan dan lakukan, naluri ini otomatis hadir. Mari kita sebut saja naluri ini dengan nama 'naluri mau enaknya saja'. Naluri 'mau enaknya saja' ini bukan diciptakan tanpa maksud. Dengan adanya naluri ini maka kehidupan bisa berjalan normal karena setiap orang berbeda dalam kemampuan mengontrol naluri ini untuk memaksimalkan prestasi hidup mereka. Jadilah dunia menjadi dinamis karena adanya perbedaan tersebut. Seperti yang dilantunkan Bang Haji Rhoma Irama dalam sepotong dialog aneh di lagunya berjudul Perbedaan.

Rhoma: kalau semuanya konglomerat, pasti tak akan ada pembangunan..
Beberapa lelaki cempreng: Tul!! Tul!!
Rhoma: karena kalau semuanya kaya, lalu siapa yang mau bekerja?
Beberapa lelaki cempreng: Tul!! Tul!!
Rhoma: kalau semuanya orang pangkat, pasti tak ada pemerintahan..
Beberapa lelaki cempreng: Tul!! Tul!!

Sekedar mengingatkan, just in case kamu lupa atau pura-pura lupa sama lagu itu!

Lalu apa hubungan 'naluri mau enaknya saja' dengan pertanyaan tadi? Dengan Bang Haji? Dengan beberapa lelaki bersuara cempreng??? Apa, Elvin? Apaaahh? Katakan, Elvin!!!

Tenang. Kalo saja saya nda tau apa hubungannya, matilah saya, artikel ini cukup sampai di sini. Tapi saya tau.

Mari kita lanjut.

Tanpa kita sadari, naluri tadi juga muncul ketika kita menyimak para internet marketers sukses menceritakan awal mereka berbisnis internet. Kalo kita tidak waspada, seringkali naluri ini mengambil alih konsentrasi kita sehingga kita hanya fokus pada aspek-aspek tertentu dari kisah mereka dan celakanya, aspek-aspek tersebut biasanya berupa kelalaian, kemalasan, ketidakdisiplinan, dan sebagainya.

Kenapa? Karena aspek-aspek itu bisa membuat kita tenang. Mendengar bahwa pebisnis sukses awalnya juga sempat malas dan ogah-ogahan, kita jadi merasa tenang. Mendengar pebisnis sukses dulunya juga tidak disiplin dan lebih suka main poker daripada menulis artikel, kita jadi merasa nyaman. Naluri 'mau enaknya saja' yang kita miliki mengarahkan kita untuk merasa nyaman dengan hal-hal seperti itu. Logika parah yang tertarik sebagai kesimpulan kemudian adalah 'malas-malasan juga bisa sukses!'

Itu yang terjadi bila kita kurang waspada mengontrol naluri 'mau enaknya saja' ini. Bagaimana kalo kita singkat lagi jadi naluri 'M.E.S'? Capek saya ngetik soalnya.

Naluri M.E.S berusaha menjaga kita agar tetap berada dalam comfort zone (zona nyaman) kita, sementara dunia sudah membuktikan bahwa orang-orang tersukses di bumi lahir dari kegigihan mereka untuk keluar dari comfort zone. Jadi bisa disimpulkan bahwa setiap orang secara default memang memiliki faktor kegagalan dalam diri mereka. Faktor kegagalan yang berhasil diminimalisir ataupun dihilangkan oleh orang-orang sukses.

Jadi waspadalah dengan kisah flashback bagaimana para pebisnis sukses memulai bisnisnya. Terlalu banyak membiarkan naluri M.E.S bekerja, kita jadi hancur sebelum berkembang.

Solusinya apa?

1. Fokus pada langkah-langkah mereka saja

Dari kisah flashback itu, pusatkan perhatian pada hal-hal yang berbentuk langkah-langkah praktis yang konkrit. Misalnya mereka bilang, "Awalnya saya malas sekali nulis artikel karena saya kurang suka menulis, tapi setelah saya ketemu penulis bayaran, saya lanjut lagi bla bla ba..". Dari kalimat contoh di atas, jangan pernah sekali-kali fokus pada kemalasan dia untuk nulis artikel karena kurang suka nulis, tapi FOKUS bahwa dia membayar penulis bayaran dan itu yang sebaiknya kamu lakukan juga kalo kamu sama malasnya. Fokus pada langkah dan solusi, bukan pada masalah di belakangnya.

2. Tanyakan tujuan akhir/impian mereka

Setiap awal pasti punya akhir. Daripada memanjakan naluri M.E.S brengsek kita dengan kisah-kisah awal berbisnis, bagaimana kalo sekali-kali tanyakan pada para pebisnis sukses bagaimana mereka akan mengakhiri semua ini? Apa tujuan dan impian terbesarnya?

Kita bisa lebih paham tentang sejauh mana potensi bisnis internet ini bisa membawa kita dengan menyimak impian dan tujuan akhir dari orang-orang yang sedang sukses. Efek positif akan lebih dominan masuk ke otak kita dan si naluri M.E.S tidak bisa berkutik.

3. Catat!

Dalam kesempatan berdialog dengan para pebisnis internet sukses, baik itu berupa talk show, diskusi, ataupun sambil ngopi di kafe, seringkali kita terkesima sampai lupa mencatat point-point yang penting. Alhamdulillah saya adalah orang yang pelupa jadi saya jarang absen dari kebiasaan ini. Lagipula saya menganut ideologi 'tukang catat masuk surga, tukang catut tidak!'.

Dengan mencatat, kita akan memperdalam ingatan kita karena kita juga mengunakan saraf motorik dalam proses penyimakan. Pun kalo besok-besok kita lupa, kan tinggal buka catatan. Bisa juga kamu mencatat di blog kamu sebagai artikel, selain untuk berbagi dengan pembaca, kamu juga bisa kembali ke blog kamu sewaktu-waktu kalo kamu lupa lagi.

Saya orangnya pelupa. Tapi syukurlah karena blog ini masih saya miliki, karena saya seringkali harus mengunjungi blog ini kalo sedang lupa siapa nama saya.

Jadi, kapan-kapan kalo kamu mendengar seorang pebisnis internet sukses menjawab pertanyaan "Bagaimana Anda memulai bisnis internet", maka pastikan kamu mencatat semua langkah-langkah praktis yang ada di dalamnya. Catat apa rencana pencapaian terbesarnya dalam bisnis ini. Jadikan catatan tersebut sebagai panduan teknis sekaligus motivasi. Jangan terlena dengan kesalahan-kesalahan mereka di masa lalu yang bisa memancing pembenaran untuk kesalahan-kesalahan yang masih kamu lakukan!

Tul!! Tul!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun