Angin pasti kuuenceng (wuuuzzz)
Rokmu berayun...
Naik turun
Hei... salahkah aku yang jadi “mau”
Karena melihat isi dalam rokmu
Hei... kenapa kau pun mau saat kurayu
Dan kita langsung berguling bergerak bebas diatas pasir
Sebagaimana sebuah novel sastra, thema cinta adalah kisah yang sangat dominant didalam penulisan lirik lagu. Demikian halnya pada lirik lagu, kisah cinta adalah thema yang sumbernya tidak pernah kering. Sejalan dengan perkembangan jaman perjalanan lirik cinta juga mengalami proses metamorphose . Dahulu kisah cinta dikisahkan halus, mengharu biru. Bahkan sempat mengusik kejengkelan Menpen HARMOKO. Tapi sekarang tidak, Dewa malah terang-terangan mengancam akan membunuh : Ingin ku bunuh pacarmu .... katanya di Cemburu (Bintang Lima) dan Lelaki Pencemburu (Republik Cinta)
Disisin lain usaha membangkitkan aqidah dan tauhid lewat lirik lagu juga mulai dirambah dan diolah lagi. Dahulu Kantata Takwa pernah mengajak berdizikir menyebut asma-NYA, Orang Jombang Cak Nun dan Kiai Kanjeng-nya menghadiahkan “Kado Muhamad”, Gus Dur dan Ki Ageng Ganjur-nya melahirkan Tadarus Budaya. Lalu sekarang bermunculan musisi yang menulis lirik lagu bersandarkan nilai-nilai religius seperti : Oppiec, dsb
Yang pasti : lirik lagu adalah suatu bagian penting yang sering kita lupakan didalam penggarapan karya lagu, terdapat partikel-partikel dan zat zat simultan yang mempengaruhi psikologis dan anasir tubuh penikmat secara tidak disadari. Betapa besar agitasi lirik lagu terhadap sang penikmat. Bandingkan bila anda mendengarkan lagu Kebyar-kebyar jelas terasa lain suasana kejiwaannya bila kita mendengarkan Tombo Ati. Lalu bagaimanakah bila sebuah lirik lagu justru sebaliknya, yaitu mengajak atau memberi inspirasi kita untuk meninggalkan suatu norma/aturan ?
Mari bernyanyi bersama :
duh aduh pipiku dicium mas joko
duh aduh bibirku disentuh mas joko
duh aduh pipiku dicium mas joko
duh aduh bibirku disentuh mas joko
(ditulis oleh : Elvin Hendratha)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H