Mohon tunggu...
ELVI HIDA
ELVI HIDA Mohon Tunggu... Freelancer - Dewa Hades

Do what you expect to do

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pendidikan di Indonesia Darurat Etika

11 Februari 2018   06:30 Diperbarui: 11 Februari 2018   09:51 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di lingkungan sekolah terdapat fasilitas bimbingan konseling, dimana siswa bisa lebih intensif untuk di berikan pengarahan, baik solusi maupun jawaban atas permasalahan yang dihadapinya. Dan permasalahan yang muncul saat ini cenderung lebih kompleks. Akibat dari perkembangan zaman, seperti yang telah banyak disebutkan diatas tadi. Tentunya fasilitas bimbingan konseling perlu lebih ditingkatkan kembali.

 Sebagai konsekwensi atas banyaknya permasalahan yang muncul akhir-akhir ini, semisal siswa memiliki masalah akibat pergaulan bebas, siswa merasa terjebak pada lingkaran pergaulan itu dan tak bisa berbuat apa-apa karena faktor mental yang masih labil, nah di situlah seharusnya penyedia bimbingan konseling bisa lebih mengintensifkan berbagai metode untuk mengurai permasalahan pada anak didik tersebut, BK bisa saja melakukan pengamatan secara implisit pada kelompok-kelompok kelas, ataupun kelompok-kelompok siswa yang mana konselor nantinya akan mampu memperoleh informasi mengenai kondisi terkini sehingga mampu melakukan diagnosa secara tepat kemudian menentukan resep-resep yang pas berupa konsep pembinaan baik jangka pendek serupa bimbingan langsung, maupun konsep pembinaan jangka panjang semisal pembuatan program kegiatan yang sekiranya mampu memasuki ranah psikologi siswa dan mampu mengarahkannya ke arah yang lebih baik dan sewajarnya.

Munculnya sifat-sifat brutal ataupun fikiran-fikiran usia dewasa yang tak selayaknya dimiliki oleh anak-anak, tak menutup kemungkinan anak-anak telah banyak melakukan tindakan-tindakan  yang sesungguhnya hanya diperuntukkan untuk orang dewasa, itu yang kini banyak terjadi. pendidkan jadi benteng utama yang di hadapkan dengan frontalnya gempuran perkembangan zaman, namun pendidikan malah tak memperkuat pertahanannya, pendidikan kini seakan kocar kacir saat terkena meriam kerusakan moral, runtuhnya budi pekerti telah di ambang mata, serangan bertubi-tubi menghancurkan tatanan pendidkan kita saat ini.

Pendidikan moral tak seperti pendidikan matematika, fisika, ataupun kimia yang mengajarkan rumus pasti, pendidkan moral berasal dari teladan, keikhlasan untuk merubah generasi, kemampuan memberikan panutan untuk setiap sisi kehidupan, pendidikan moral yang sempurna yang mampu memberikan jawaban dari permasalahan saat ini.

Andai pendidik tak melulu memikirkan tentang gaji, andai otoritas pendidikan tak melulu mengurusi administrasi, andai pemerintah tak melulu membahas mengenai kepentingan kelompoknya sendiri, andai masyarakat tak menutup diri, hanya berucap saat terjadi kresi, hanya menuntut adanya tanpa sumbang petisi. Mungkin ini akan bisa segera teratasi, tanpa harus mengilangkan nyawa pak budi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun