Mohon tunggu...
Elvianisza tarigan
Elvianisza tarigan Mohon Tunggu... -

Mahasiswi FISIP UAJY - Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Komunikasi Lingkungan, Resume Ideology, The Environment and Worldview

21 September 2017   20:22 Diperbarui: 21 September 2017   20:30 1108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Eder berpendapat bahwa environmentalisme di tahun 1980an adalah wacana protes yang menempatkan lingkungan dalam agenda Namun, selama waktu itu, dan sejak saat itu, telah terjadi a Banyaknya komunikasi lingkungan yang dihasilkan oleh berbagai kelompok kepentingan dengan beragam sudut pandang. Menggunakan wacana ini dan menghasilkan lingkungan sendiri Komunikasi, lawan gerakan protes juga sudah bisa sesuai isu. Hal ini mengakibatkan wacana environmentalisme berubah menjadi politik ideologi. Komunikasi ekologis kemudian menjadi "media konflik politik dan debat publik yang mengubah budaya politik masyarakat modern "(hal 165).

Di dalam paper tersebut dibuat sketsa mengenai filosofi lingkungan sebagai sarana untuk memahami spektrum filosofi yang mendasarai wacana lingkungan. Elkington dan Burke mengungkapkan, masalah akan menjadi seperti apa kapitalisme. Terdapat filosofi tradisopnal yang terbagi antara teori konsekuensial atau teologis seperti teori utilitarianisme dan juga non-konsekuensial atau deontologis berbasis pada hak filsafat. Sementara filosofi lingkungan mengadopsi dua pendekatan dasar ini, namun juga memiliki cabang non-tradisional atau holistik besar yang ditandai oleh ekologi dan ekofeminisme yang dalam (Warren, 1998a, hal. 270).

Dalam filsafat lingkungan, terbagi dalam dua pendekatan yaitu filsafat tradisional dan non-tradisional/holistik (ekologi dan ecofeminsim). Dalam filsafat tradisional dibagi antdara teori konsekuensial (atau teleologis) seperti utilitarianisme dan teori non-konsekuensial. Sesuai dengan itu, filosofi lingkungan terbagi antara antroposentrik (berfokus pada manusia) dan eksosentrik (berfokus pada bumi):

(1) kapitalis murni - pandangan dominan dalam akuntansi dan keuangan di mana satu-satunya
tanggung jawab perusahaan adalah menghasilkan uang bagi pemegang saham;
(2) alat bantu - mereka yang memiliki pandangan jangka panjang yang menyadari bahwa kesejahteraan ekonomi dan
stabilitas hanya dapat dicapai dengan penerimaan tanggung jawab sosial tertentu;
(3) pendukung kontrak sosial - sikap bahwa perusahaan dan organisasi lain ada
pada kehendak masyarakat dan oleh karena itu bertanggung jawab untuk menghormati dan merespons masyarakat tersebut;
(4) ekologi sosial - mereka yang peduli terhadap lingkungan sosial dan merasakannya
karena organisasi besar telah berpengaruh dalam menciptakan lingkungan sosial dan lingkungan
masalah yang mereka juga harus berpengaruh dalam membantu memberantas masalah ini;
(5) sosialis - yang merasa harus ada penyesuaian yang signifikan dalam kepemilikan
dan penataan masyarakat;
(6) feminis radikal - mereka yang merasa ada sesuatu yang salah dengan yang sebenarnya
konstruksi maskulin agresif yang membimbing sistem sosial kita dan bahwa ada kebutuhan untuk
nilai lebih feminin seperti cinta, kasih sayang dan kerja sama; dan
(7) ahli ekologi dalam - yang berpendapat bahwa manusia tidak memiliki hak eksistensi yang lebih besar daripada apapun
bentuk kehidupan lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun