Mohon tunggu...
Elvidayanty Darkasih
Elvidayanty Darkasih Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja lepas

Email : elvi.jambi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Merasa Bersalah dengan Limbah Dapur? Begini Cara Saya Mengatasinya

12 Oktober 2021   17:19 Diperbarui: 14 Oktober 2021   18:09 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Limbah yang digunakan untuk tanaman dengan sistem hidroponik wick. (foto : Elvidayanty Darkasih)

Sisa makanan saya campur dengan media tanam dan berguna sebagai pupuk alami. Misalnya cangkang telor dan cangkang siput yang saya taburkan di dalam pot cabe hias saya, membuat cabe-cabe hias saya tumbuh subur dan berbuah lebat.

Cangkang telor dan cangkang siput bisa memberikan nutrisi bagi tanaman. (Foto : Elvidayanty Darkasih)
Cangkang telor dan cangkang siput bisa memberikan nutrisi bagi tanaman. (Foto : Elvidayanty Darkasih)
Beberapa sayuran seperti sawi, daun bawang, dan wortel bisa ditanam kembali meskipun yang tersisa hanya bonggolnya. Beberapa polybag daun bawang yang saya punya adalah hasil menumbuhkan kembali bonggol daun bawang yang saya beli dari pasar. 

Re-growing daun bawang. (Foto : Elvidayanty Darkasih) 
Re-growing daun bawang. (Foto : Elvidayanty Darkasih) 
Merasa bersalah dengan sampah-sampah yang saya hasilkan, bisa membantu saya lebih bertanggung jawab dengan sampah saya sendiri. Setiap berbelanja, saya akan berpikir bagaimana sampah yang akan saya hasilkan dari belanjaan saya tersebut. 

Dengan begitu, saya bisa meminimalisir jumlah sampah yang saya hasilkan. 

Menanam berbagai jenis sayuran dan rempah-rempah juga bisa menjadi salah satu cara mengurangi limbah dapur. 

Saya tidak perlu membeli untuk stok dan menyimpannya di kulkas. Dengan begitu, risiko stok menjadi busuk dan tidak layak dikonsumsi bisa dihindari. 

Elvidayanty Darkasih, Indragiri Hilir, Riau. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun