Mohon tunggu...
Elvidayanty Darkasih
Elvidayanty Darkasih Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja lepas

Email : elvi.jambi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kesabaran dalam Selembar Kulit Kayu Ipuh

8 Oktober 2021   17:01 Diperbarui: 8 Oktober 2021   17:11 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tas sandang dari kulit kayu Ipuh. (Foto : dok. KKI Warsi)

Setelah tipis, kulit kayu harus dijemur hingga benar-benar kering agar tidak berjamur. Betuwah, Orang Rimba dari selatan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) membutuhkan waktu hingga lebih dari seminggu agar kulit kayu ipuh siap dimanfaatkan untuk diolah menjadi berbagai aneka kerajinan.  Proses mengolah kulit kayu ipuh oleh Betuwah bisa dilihat di sini, 


Tas sandang kulit kayu ipuh biasanya dibuat tanpa sambungan dan jahitan, itulah sebabnya tas dari kulit kayu ipuh selain unik juga kuat. Tas sandang dibandrol dengan harga Rp. 75.000. - Rp. 150.000. Harga tas menyesuaikan dengan harga ukuran dan model tas yang diinginkan. 

Biasanya kerajinan anak-anak Rimba ini juga dijual dalam berbagai kegiatan pameran, atau bisa memesan langsung pada kelompok anak muda Rimba yang membuat kerajinan. 

Salah satu pembeli memamerkan tas kulit kayu ipuh. (Foto : Elvidayanty Darkasih)
Salah satu pembeli memamerkan tas kulit kayu ipuh. (Foto : Elvidayanty Darkasih)

Souvenir berupa lembaran kulit kayu ipuh kadang saya berikan kepada teman yang datang ke Jambi. Misalnya, ketika Band Hutan Tropis berkunjung ke lokasi Orang Rimba di selatan TNBD. Jemmie Delvian, sang vokalis antusias menerima souvenir tersebut dan berencana membuat tas sendiri dari kulit kayu ipuh pemberian saya. 

Jemmie Delvian, vokalis Band Hutan Tropis menerima souvenir buku dan lembaran kulit kayu ipuh. (Foto : Elvidayanty Darkasih)
Jemmie Delvian, vokalis Band Hutan Tropis menerima souvenir buku dan lembaran kulit kayu ipuh. (Foto : Elvidayanty Darkasih)

Lewat selembar kulit kayu ipuh, saya bisa melihat kesabaran dan ketekunan yang harus dilalui dalam setiap proses pengolahannya. Kesabaran yang sangat patut dihargai dan diapresiasi. 

Elvidayanty Darkasih, Indragiri Hilir, Riau. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun