Mohon tunggu...
Elvidayanty Darkasih
Elvidayanty Darkasih Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja lepas

Email : elvi.jambi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Lebaran, yang Penting Ada Lontong atau Ketupat

7 Mei 2021   22:44 Diperbarui: 7 Mei 2021   22:58 1602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lontong bungkus daun pisang dan rendang daging sapi. (Foto : Elvidayanty)

Belajar dari tahun lalu, Ramadan tahun ini saya lebih banyak di rumah saja, mungkin itu sebabnya sampai hari ini saya masih bisa mengikuti tantangan Samber Kompasiana. 

Tahun lalu, di pertengahan Ramadan, saya terpaksa melewati Ramadan di Graha Lansia Kota Jambi, tempat karantina pasien yang hasil rapid test-nya reaktif. Hingga Lebaran, saya masih di tempat karantina menunggu hasil test usap (swab). Pengalaman buruk saat di karantina di Graha Lansia masih membuat saya trauma. Bisa dibaca di sini  

Tahun ini, saya memilih lebih banyak di rumah. Sejak awal Ramadan, motor saya keluar pagar tidak sampai hitungan jari. Saya lebih banyak mengisi waktu dengan menulis, mengedit rekaman audio, berkebun, menjual tanaman hias dan peralatan rumah tangga secara online. 

Jika yang membeli tanaman hias atau produk rumah tangga  adalah teman yang saya kenal, saya akan antarkan sendiri dengan mengatur jadwal pengantaran supaya tidak setiap hari keluar rumah. Selain menghemat waktu, juga menghemat bahan bakar. 

Tahun ini, menjelang lebaran angka orang yang terkonfirmasi positif covid-19 di Jambi terus meningkat. Kota Jambi sendiri sudah ditetapkan sebagai daerah dengan status zona merah. Melihat keramaian orang di jalan-jalan berburu takjil saat sore hari saja  sudah bikin saya keder, apalagi mau ke mall. 

Kakak saya memilih belanja keperluan bulanan di Minggu kedua Ramadan, saat kondisi supermarket belum ramai seperti saat ini. Untuk pakaian, kakak lebih memilih menjahit pakaian di tempat langganannya, sehingga tidak perlu ikut berjubel di keramaian.  Kakak memesan kue kering dari teman-temannya. Selain menghindari keramaian, juga bisa membantu usaha teman sendiri. Ada juga kue yang saya bantu membuatnya, dan kakak membelikan bahannya. 

"Pesan kue itu, yang pasti habis saat lebaran. Nggak ada tamu yang datang gara-gara covid-19, kita sendiri yang habiskan kuenya karena kita memang doyan. Jadi, pesan kue yang kira-kira tamu suka, tapi kita juga suka." Ucap kakak. Itu sebabnya kakak juga tidak banyak memesan kue. Yang penting ada yang disuguhkan jika ada tamu yang datang.

Untuk bahan-bahan masakan seperti daging, ayam, dan bumbu-bumbunya, kakak saya sudah punya langganan uang bersedia mengantarkan ke rumah, sehingga kakak juga tidak perlu berjubel di mall atau pasar tradisional untuk keperluan lebaran. 

"Mau bantu masakin lontong daun nggak buat lebaran?" Saya menyanggupi permintaan kakak. 

"Ada teman kakak yang mau pesan juga, mau terima orderan, nggak?" Tanya kakak lagi. Kali ini saya yang antusias menjawab dan menerima orderan tersebut. Toh tetap mau bikin lontong juga, apa salahnya sambil menyelam minum air? 

Akhirnya saya membuat postingan di media sosial untuk pemesanan lontong daun. Pesananpun mengalir, berarti saya akan sangat sibuk membuat lontong di H-1 lebaran. Yang namanya rezeki, sebaiknya jangan ditolak, kan? 

Buat saya, lebaran tanpa baju baru ataupun kue kering tak masalah. Yang penting, usai shalat Idul Fitri, ada lontong atau ketupat yang bisa dimakan. Itu juga sebabnya saya lebih suka membuat lontong sendiri. Selain lebih murah dan sesuai selera, di halaman belakang rumah saya punya beberapa batang pohon pisang. 

Meskipun masih dalam suasana pandemi, saya bersyukur tahun ini bisa melewati Ramadan hingga hari ini dengan kondisi tubuh yang sehat. Saya juga berharap semua berjalan lancar hingga hari Lebaran tiba. Saya sudah cukup bahagia saat lebaran bisa berziarah ke makam kedua orang tua dan kakak sulung saya, berkumpul dengan saudara terdekat, dengan beberapa orang keponakan, dan di rumah sendiri, bukan di tempat karantina seperti tahun kemarin. 

Elvidayanty Darkasih, Jambi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun