Mohon tunggu...
Elvidayanty Darkasih
Elvidayanty Darkasih Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja lepas

Email : elvi.jambi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Nikmatnya Lontong Daun Lirik Hutan

8 November 2020   15:27 Diperbarui: 8 November 2020   15:29 2279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daun lirik untuk membungkus lontong. (Foto : Elvidayanty)

Biasanya, saya membuat lontong menggunakan daun pisang. Atau, saat lebaran, membuat lontong dengan bungkusan janur atau daun kelapa alias ketupat. Tapi, saat melihat tanaman daun lirik, saya jadi penasaran bagaimana rasa lontong yang dibungkus dengan daun lirik. 

Tanaman daun lirik ini saya bawa dari pinggir Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) Jambi. Daun Lirik tumbuh subur baik di dalam kawasan TNBD, maupun di luar TNBD.

Suku Orang Rimba menggunakan daun lirik untuk alas makanan. Saat berkemah di dalam kawasan TNBD, saya juga memanfaatkan daun lirik sebagai alas makanan. 

Bentuk daunnya yang lebar dan memanjang juga memungkinkan untuk digunakan sebagai pembungkus pepes ikan. Selain itu, aroma daun lirik menambah cita rasa yang unik dan nikmat pada makanan yang dikasih alas daun lirik atau dibungkus dengan daun lirik. 

Daun Lirik membuat rasa dan aroma makanan lebih nikmat. (foto : Elvidayanty)
Daun Lirik membuat rasa dan aroma makanan lebih nikmat. (foto : Elvidayanty)

Di daerah lain, daun lirik hutan disebut juga dengan "Daun Lerek" atau "Daun Laikit". Dari beberapa literatur yang saya baca, tanaman ini masuk dalam, 

Spesies : Phrynium Pubinerve Blume

Genus : Phrynium

Famili : Marantaceaea

Ordo : Zingiberaies

Klas : Angiozperms

Phylum : Plantaceae

Untuk membuat lontong daun lirik, saya memilih daun lirik yang lebar. Setelah dipotong dari tangkainya, daun dicuci bersih. 

Daun lirik untuk membungkus lontong. (Foto : Elvidayanty)
Daun lirik untuk membungkus lontong. (Foto : Elvidayanty)

Cuci beras untuk memasak lontong, lalu dimasak setengah matang. Setelah dimasak setengah matang, bungkus dengan daun lirik. Banyaknya isi lontong disesuaikan dengan ukuran daun lirik. 

Sesuaikan isi lontong dengan ukuran daun. (Foto : Elvidayanty)
Sesuaikan isi lontong dengan ukuran daun. (Foto : Elvidayanty)

Sesuaikan isi lontong dengan ukuran daun. (Foto : Elvidayanty)
Sesuaikan isi lontong dengan ukuran daun. (Foto : Elvidayanty)
Setelah dibungkus, siapkan panci untuk merebus lontong. Susun bungkusan lontong dengan posisi tegak agar lipatan daunnya tidak terbuka saat direbus. 

Susun bungkusan lontong dengan posisi tegak. (Foto : Elvidayanty)
Susun bungkusan lontong dengan posisi tegak. (Foto : Elvidayanty)

Pastikan lontong yang sudah disusun di dalam panci terendam air, lalu rebus hingga masak. Jika menggunakan presto dengan api sedang, biasanya dalam satu jam lontong sudah masak. Bisa juga merebus dengan menggunakan rice cooker. 

Lontong daun lirik yang sudah masak. (Foto : Elvidayanty)
Lontong daun lirik yang sudah masak. (Foto : Elvidayanty)
Lontong daun lirik ini juga nikmat disajikan dengan taburan abon atau lauk pauk lainnya.

Lontong daun lirik dengan taburan abon dan bawang goreng. (Foto : Elvidayanty)
Lontong daun lirik dengan taburan abon dan bawang goreng. (Foto : Elvidayanty)

Lontong daun lirik dengan kuah gulai buncis dan wortel. (Foto : Elvidayanty)
Lontong daun lirik dengan kuah gulai buncis dan wortel. (Foto : Elvidayanty)

Selain sebagai pembungkus dan alas makanan. Daun lirik hutan juga bisa digunakan sebagai payung darurat saat hujan, asal dipilih yang ukurannya lebar. Tapi, buat kakak saya, daun lirik yang ukurannya lebih kecil, jika ditanam di dalam pot bunga, tidak kalah bersaing dengan tanaman mahal lainnya yang sedang tren. 

Daun lirik, di dalam pot bunga. (Foto : Elvidayanty)
Daun lirik, di dalam pot bunga. (Foto : Elvidayanty)
Tanaman daun lirik yang tersedia di rumah, juga bisa mengobati rasa kangen sama suasana hutan. 

Elvidayanty Darkasih, Jambi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun