"Untuk kawasan TNBD belum dibuka untuk kunjungan, karena masih menghargai tradisi Besesandingon yang dilakukan Orang Rimba," jawab Khaidir, Kepala Balai TNBD. "Kita masih menunggu jawaban dari penghulu adat Orang Rimba, apakah Orang Rimba sudah siap menerima kunjungan orang luar."Â
Dengan luas 60.500 hektar, berdasarkan sensus yang dilakukan KKI Warsi pada tahun 2017, populasi Orang Rimba yang tinggal di dalam kawasan TNBD mencapai 2.546 jiwa.Â
Depati Njalo, salah satu pemangku adat Orang Rimba di kawasan selatan TNBD mengatakan, saat ini Orang Rimba siap saja menerima kunjungan wisatawan atau peneliti dari luar. Namun, pemerintah harus memastikan bahwa orang yang datang tersebut aman dan sehat.
"Artinya, orang itu harus bawa surat dari pemerintah yang menyebutkan bahwa dia sehat dan tidak akan menjadi ancaman bagi komunitas Orang Rimba," ucap Depati Njalo.
"Dan yang jelas, orang itu tetap harus jaga jarak, kalau mau mengobrol dengan Orang Rimba harus berjarak satu atau dua meter."
Menurut Depati Njalo, saat ini sudah ada beberapa Orang Rimba yang keluar hutan untuk mencari kebutuhan mereka di pasar desa terdekat, biasanya Orang Rimba keluar hutan untuk membeli rokok, gula, kopi, atau teh. Setelah mendapatkan yang dibutuhkan, Orang Rimba langsung masuk hutan lagi.
"Masih banyak yang takut keluar hutan gara-gara Corona," ucap Depati Njalo.
Kalau di luar rimba, kenormalan baru malah meningkatkan jumlah orang yang terinfeksi covid-19, sudah siapkah Orang Rimba dengan kenormalan baru?