Mohon tunggu...
Elvi Anita Afandi
Elvi Anita Afandi Mohon Tunggu... Lainnya - FAIRNESS LOVER

Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Inilah Dukungan Moril Pasien yang Divonis Kanker (Penyakit Berat Lainnya)

23 Februari 2024   12:38 Diperbarui: 23 Februari 2024   17:51 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya hidup sehat cegah kanker payudara.(shutterstock)

Proses biopsi dilakukan, dalam kecemasan yang tinggi Bu De berharap apa yang diderita ini bukan kanker atau katakanlah baru gejala. Meskipun satu sisi juga Bu De merasa bahwa yang dideritanya, benar-benar persis gejala kanker payudara seperti di artikel-artikel yang dia baca.

Dalam himpitan ekonomi, sakit yang sangat, pekerjaan yang tidak bisa mengandalkan gaji, Bu De harus berjuang, menghibur dirinya dan keluarganya bahwa dia baik-baik saja.

Proses biopsi sudah dilalui, hasilnya membuat Bu De hancur. Siang itu "neraka" seperti jebol dan menimpa tepat di kepalanya. Bu De dinyatakan positif mengidap kanker payudara stadium III.

Bu De juga sangat faham apa artinya stadium III atau dikenal juga dengan stadium lanjut lokal. Benjolan yang ditemukan ukurannya sudah lebih dari 5 cm.

Meski belum menyebar ke jaringan sekitar payudara, sel kanker telah sampai ke getah bening ketiak. Ya, Bu De juga tahu, jauh sebelum ini merasakan adanya pembengkakan getah bening. Semua hanya dihadapi dengan diam, diam dan berdoa. 

Bu De tidak ingin bertanya apakah Stadiun III A, B atau C. Bu De takut. Bu De sudah pernah membaca Stadium III A itu artinya tumor lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke satu sampai tiga kelenjar getah bening di sekitarnya.

Kemudian stadium III B, artinya penyebaran sel kanker tidak hanya ke kelenjar getah bening di bawah ketiak, tetapi juga ke jaringan kulit dan otot payudara.

Sedangkan Stadium III C itu berarti kanker telah menyebar ke 10 atau lebih kelenjar getah bening di ketiak dan kelenjar getah bening di sekitar leher atau dada. Perut Bu De mendadak ngilu mengingat apa yang dibacanya. Air mata yang ditahan sekuatnya, terus merembes. 

Ramuan obat yang dikonsumsi Bu De selama ini, tidak mampu menahan laju perkembangan kanker yang lebih cepat dibanding reaksi obat itu sendiri.

Bersyukur keterpurukan Bu De tidak berlangsung terlalu lama. Setidaknya begitu dinilai banyak orang. Kendati tak seorang pun yang mengetahui gejolak hati Bu De, sosok yang selalu berusaha menghibur, menyenangkan orang lain, merekatkan keluarga namun memendam sendiri masalah dan rasa sakitnya, tidak ingin merepotkan siapa pun juga, selalu berusaha sempurna dalam setiap menjalankan pekerjaan.

Hari itu, akhirnya seorang adiknya yang sering membantu secara ekonomi diberi tahu. Dari sinilah keluarga besar akhirnya mengetahui apa yang diderita Bu De. Begitu keluarga besar mengetahui, semuanya memberikan suport, menghibur, memotivasi dan mendoakan agar sakit Bu De diringankan dan segera mendapatkan jalan keluar untuk kesembuhan. Keluarga Bu De memang saling berjauhan, lain Provinsi bahkan lain Pulau. Media sosial sangat membantu melancarkan proses komunikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun