Mohon tunggu...
Elvi Anita Afandi
Elvi Anita Afandi Mohon Tunggu... Lainnya - FAIRNESS LOVER

Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengapa Tidak Melirik Sorgum, Alternatif Solusi Krisis Pangan

30 Oktober 2023   07:30 Diperbarui: 30 Oktober 2023   07:34 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasi sorgum. Cookpad.com

Tepung dan bulir sorgum. Halodoc.com
Tepung dan bulir sorgum. Halodoc.com
OLAHAN SORGUM

Sorgum telah  menghasilkan berbagai olahan  seperti berasan sorgum, tepung sorgum, mi sorgum, serta produk turunan olahan tepung sorgum lainnya. Namun boleh jadi masyarakat belum mengenal dengan baik. Perlu terus disosialisasikan.

Sosialisasi memperkenalkan jenis sumber pangan yang satu ini perlu digalakkan oleh pemerintah. Sorgum dapat menyerupai super new food source,mengingat berbagai keunggulan yang disebut di atas.

Jika ini terus didorong untuk dikembangkan, diperkenalkan kepada masyarakat melalui berbagai program, seperti program-program dalam PKK, Posyandu, Kelompok Tani,  yang secara nasional diselenggarakan kegiatan lomba kreativitas pangan lokal, atau didorong oleh Pemerintah menjadi salah satu menu yang harus ada di hotel-hotel, maka masyarakat akan semakin mengenal, menyukai dan dampaknya timbul tuntutan untuk berproduksi.

Memang dapt dimaklumi adanya kendala dalam pengembangan sorgum seperti teknologi produksi yang belum lengkap dibandingkan beras, industri pengolahan sorgum yang masih sulit, ketersediaan pasar yang masih rendah atau kecil dan teknologi subsitusi tepung terigu terbatas.  Namun semuanya harus dimulai. Jika tidak sekarang, kapan lagi. Jika tidak kita, siapa lagi. Sebab sorgum dapat menjadi  alternatif solusi masalah krisis pangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun