Sabtu (17/8/24) Sampah organik adalah salah satu jenis sampah yang dihasilkan oleh alam atau aktivitas manusia. Contoh sampah organik adalah sisa makanan, kotoran hewan atau manusia, dan sisa-sisa makhluk hidup lain.Â
Manusia menghasilkan sampah organik sebagai efek dari aktivitasnya. Sampah organik yang dihasilkan rumah tangga contohnya adalah sisa-sisa makanan, kulit buah, sayur-sayuran yang tidak terpakai, buah atau sayuran yang sudah membusuk, dan lain sebagainya.Â
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2017 mencatat bahwa sekitar 60% total sampah yang ada adalah sampah organik. Sektor rumah tangga menjadi penyumbang terbesarnya. oleh karenanya, mengelola sampah dari rumah sendiri adalah salah satu langkah yang baik dilakukan untuk mengurangi timbunan sampah ke tempat pembuangan akhir.Â
Salah satu cara mengolah sampah organik adalah membuat Biopori. Biopori juga disebut dengan lubang resapan biopori merupakan lubang yang dibuat tegak lurus kedalam tanah. Lubang ini memiliki diameter antara 10-30 cm. Lubang tersebut kemudian diisi dengan sampah organik yang memiliki fungsi sebagai makanan makhluk hidup yang ada di tanah, seperti cacing dan akar tanaman.
Pengolahan sampah untuk biopori cocok dilakukan di kawasan rawan banjir.Â
Berikut manfaat, cara pembuatan dan perawatan Biopori:Â
Manfaat dari Biopori:Â
- Mengurangi sampah organik
- Menyuburkan Tanah
- Membantu mencegah terjadinya banjir
- Meningkatkan cadangan air
Cara pembuatan Biopori:Â
- Sebelum mulai membuat biopori, terlebih dahulu tentukan lokasi yang akan dijadikan tempat pembuatan.
- Setelah ditentukan tempatnya, siram tanah yang akan dijadikan sebagai tempat pembuatan biopori dengan air agar tanah menjadi lebih lunak dan mudah untuk dilubangi.
- Lubangi tanah dengan menggunakan bor tanah, usahakan buat yang tegak lurus.
- Buat lubang dengan kedalaman kurang lebih 1 meter dengan diameter 10-30 cm.
- Setelah itu, lapisi lubang menggunakan pipa PVC yang ukurannya sama dengan diameter lubang.
- Kemudian, isi lubang dengan sampah organik seperti daun, rumput, kulit buah-buahan, dan sampah yang berasal dari tanaman lainnya.
- Setelah itu tutup lubang menggunakan kawat besi, atau bisa juga memakai tutup pipa PVC yang sudah dilubangi terlebih dahulu.
Perawatan Biopori:Â
Lubang resapan biopori ini juga harus dirawat agar tetap terjaga kualitas dan dapat berfungsi dengan baik. Kita perlu melakukan beberapa hal berikut untuk merawat lubang biopori.Â
- Kita dapat mengisi lubang biopori dengan sampah organik secara bertahap setiap lima hari sekali sampai lubang terisi penuh dennga sampah.
- Lubang resapan biopori yang sudah terisi penuh dengan sampah dapat kita biarkan selama tiga bulan agar sampah tersebut nantinya menjadi kompos.
- Setelah tiga bulan, angkat kompos yang sudah jadi dari lubang biopori, dan lubang siap diisi kembali dengan sampah yang baru. Kompos pun siap digunakan untuk memupuk tanaman yang ada di halaman rumah.