"Saya merupakan generasi terakhir yang melihat proses membatik di Terogong. Harapan Saya, semoga Batik Terogong makin dikenal luas!"
Sungguh tidak muluk-muluk harapan Ibu Siti Laela, yang merupakan pendiri komunitas Batik Betawi Terogong di Jl. Terogong Jakarta Selatan, yang ternyata beliau adalah seorang guru Bahasa Inggris di SMK. Meskipun beliau sibuk dengan kegiatan mengajar di sekolah, namun beliau tetap menyempatkan diri untuk mengajarkan warga yang berada di Terogong dan siapapun yang ingin belajar membatik dengan tangan terbuka. Masyaa Allah.
Lestarikan dan Promosikan Batik Betawi Terogong Melalui Wisata Literasi
Alhamdulillah, tanggal 8 Desember lalu Saya bersama teman-teman komunitas Ladiesiana berkesempatan mencoba proses pembuatan batik secara langsung, mulai dari memindahkan gambar pada kertas ke kain putih yang sudah disediakan oleh tuan rumah (Tersedia dua potong kain berbentuk persegi yang masih polos dan kain yang bagian pinggirnya telah berbingkai motif batik), mencanting, proses pewarnaan, hingga pengeringan. Semuanya dilakukan dengan riang gembira.
Sebelum melakukan semua proses tersebut, tentu saja Bu Siti Laela memberi pengarahan, terutama teknik memegang canting yang benar dan bagaimana agar hasil pewarnaannya nanti bagus, yakni malam (lilin cair) yang dilukiskan pada kain harus tembus, sebab jika tidak menembus pada sisi belakangnya bisa dipastikan saat proses pewarnaan hasilnya akan berantakan.
Benar sih, kalau bukan dimulai dari sekarang kapan lagi? Apalagi jika Batik Betawi Terogong tidak dikenalkan pada anak-anak yang merupakan generasi penerus, bisa saja lima atau beberapa tahun yang akan datang Batik Betawi Terogong hanya dikenal namanya saja oleh anak cucu kita
Miris, bukan?
Upaya Melestasikan Batik Betawi Terogong
Setiap usaha, pasti ada jalan. Dalam mengupayakan agar Batik Betawi Terogong kembali dikenal, Ibu Siti Laela kemudian berinisiatif untuk membuka kesempatan kepada siapa saja yang ingin belajar membatik, terutama anak-anak. Yang mana ilmu membatik tersebut beliau dapatkan ketika mendapatkan pelatihan membatik yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi DKI pada awal tahun 2012 dengan mendatangkan trainernya langsung dari Pekalongan. Dari kesempatan itu, beliau kemudian merancang beberapa motif batik berdasarkan ikon Kota Jakarta seperti Monas, Ondel-ondel, juga aneka flora seperti Daun Pacar Cina, Buah Mengkudu dan Daun Semanggi.