Mohon tunggu...
Elrisa Thiwa Nadella
Elrisa Thiwa Nadella Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Learner | Blogger www.taruihbaraja.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Belajar Mengatur Keuangan Saat Ramadan

18 April 2021   23:37 Diperbarui: 19 April 2021   00:30 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Keuangan | Foto oleh: Micheile Henderson via Unsplash   

Bicara soal keuangan, kita juga bicara soal kebutuhan, yang ujung-ujungnya jadi pengeluaran.

Perbedaan pola hidup pada bulan Ramadan bisa saja membuat pengaturan keuangan pada bulan ini berbeda dengan pada bulan lainnya.

Namun, kadang juga tiada pengaruhnya, meskipun tidak makan dan tidak minum sepanjang hari. Toh setiap orang berbeda-beda.

Ada yang punya jadwal makan tiga kali sehari pada hari biasa, ada juga yang kurang atau mungkin lebih.

Ada yang punya jadwal makan dua kali pada bulan puasa, ada yang membagi jadi tiga, atau mungkin merapel semua menjadi sekali saja.

Frekuensi makan per hari bukan satu-satunya indikator pengeluaran. Ada faktor lain seperti porsi makan, dan harga yang dibayar untuk mendapatkannya.

Itu baru soal makan.

Masih ada kebutuhan pokok lainnya, seperti uang transportasi, pulsa, dan sebagainya, -yang lagi-lagi berbeda pada setiap orang.

Perlu dicatat, bahwa kebutuhan ≠ keinginan.

Pada bulan Ramadan, tak sedikit promo belanja berseliweran dan bikin lapar mata. Mungkin saja menahan lapar perut lebih gampang dibandingkan dengan menahan lapar mata.

Jangankan promo belanja, persiapan menu berbuka puasa saja bisa berlimpah ruah seakan semua bisa dimakan.

Sayang rasanya, jika yang telah dibeli itu tidak memberikan nilai guna.

Maka lebih baik untuk bertanya pada diri sendiri terlebih dahulu:

"Apakah barang ini akan dipakai dalam jangka waktu yang lama?"

"Apakah makanan ini tidak akan bersisa dan terbuang begitu saja?"

Sementara itu, rumus keuangan yang baik adalah: pengeluaran < pemasukan.

Adalah penting untuk memiliki catatan keuangan, agar supaya bisa tahu, ke mana perginya duit keluar, dan agar supaya bisa mengevaluasi diri sendiri juga, bagaimana kebiasaan diri ini. Evaluasi pun akhirnya adalah untuk mencari solusi.

Pada akhirnya saya merasa dan mengambil kesimpulan, bahwa mengatur keuangan saat Ramadan tak jauh berbeda dengan mengatur keuangan pada bulan lainnya, dengan rumus-rumus yang saya highlight.

Untuk diri saya sendiri, sedapat mungkin saya mencoba untuk mengeluarkan uang kepada apa yang saya rasa benar-benar butuh dan benar-benar memberi manfaat.

Jikalau pengeluaran pada bulan Ramadan ini mengalami kenaikan daripada bulan biasanya, tetap usahakan agar jumlahnya masih lebih kecil dibandingkan dengan pemasukan. Dengan kata lain, pemasukan pun hendaknya mengalami kenaikan pula.

Catatan ini, juga diperuntukkan bagi diri sendiri (yang sebetulnya bukan seorang ahli finansial, atau perencana keuangan, hanyalah seorang yang pernah dan masih terus belajar -soal managemen keuangan ini).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun