Selamat Malam, Rekan/Rekanita,..!
Â
NU, Muhammadiyah, Islam. Sering sekali aku dapat pertanyaan dari teman-temanku tentang NU-Muhammadiyah-Islam. ini daftar pertanyaan yang pernah sampai ketelingaku:
Mas, Sampean NU ta Muhammadiyah.?
Mas, NU dan Muhammadiyah itu benar mana.?
Mas, yang masuk surga itu NU ta Muhammadiyah.?
Mas, jika kita tidak ikut NU dan tidak ikut Muhammadiyah boleh pa 'ndak.? Bisa masuk surga pa 'ndak.?
*******
Terus terang saja, saya NU, saya IPNU. Saya sudah pernah ikut MAKESTA, LAKMUD, LAKUT, DIKPEL, TOT, dan EST. Semua itu adalah diklat kaderisasi di IPNU dan sudah pernah kuikuti semua. Semua keluargaku NU dan semua tetanggaku juga NU. Jadi tidak ada yang pernah marah dengan ke-NU-anku selama ini.
Tapi, perlu diketahui kalau NU dan Muhammadiyah itu hanya sekedar Organisasi, sekedar label, bukan agama. Agama ya tetep Islam.
Kalau ada 'Singkong' jangan dianggap 'keripik Singkong' dan jangan dianggap 'kue singkong'. Singkong,ya, singkong. Keripik, ya, keripik. Kue, ya, kue.!
Jika saya suka keripik singkong dan anda suka kue singkong maka saya tidak boleh marah dengan anda apa lagi sampai menyesat-nyesatkan, mengkafir-kafirkan, meneraka-nerakakan. Saya tidak boleh merasa paling benar karena suka keripik singkong dari pada kue singkong. Saya tidak boleh tidak akur dengan anda. Dan jika anda butuh bantuan, saya tetap wajib menolong anda. Jika anda tidak punya kompor untuk buat kue, maka saya wajib meminjamkan kompor saya kepada anda. Jika saya tidak punya minyak goreng untuk masak kripik maka saya bolehminta bantuan kepada anda, dan anda boleh membantu saya.
Atau ketika saya sedang menjual keripik singkong dipasar dan anda berada disebelah saya menjual kue singkong anda, maka saya tidak boleh mengatakan bahwa keripik singkong lebih enak dari pada kue singkong. Saya tidak boleh memaksa pelanggan untuk membeli keripik singkong saya dan tidak membeli kue singkong anda. Pelanggan berhak membeli keripik saja, atau kue saja, atau bahkan kedua-duanya pun juga boleh.Bahkan tidak beli pun juga boleh-boleh saja.. Asalkan tidak mencela penjual keripik dan penjual kue,.!
*******
Surga. Lagi-lagi bingung mana yang masuk surga,mana yang masuk neraka. 'Ndak usah kesana dulu. Jika saya sendiri sebagai orang NU tapi tidak bisa akur dengan tetangga, dengan teman-teman, dengan sesama muslim. Sering menuduh orang yang belum tentu kebenarannya, sering membuat orang marah, tak pernah menurut dengan orang tua, sering meninggalkan sholat, tak pernah solat jama'ah, tak pernah baca al qur'an. Maka apakah pantas jika saya langsung masuk surga.? Bahkan orang yang terlihat alim, selalu sholat jama'ah, setiap hari baca al-qur'an dsb. apakah mereka pasti langsung masuk surga.?
Tidak. Masuk surga atau tidak itu adalah hak prerogatif Allah,.! Tersetrah Allah, mau memasukkan pelacur itu ke neraka atau ke surga. Tuhannya kan Allah, bukan saya atau anda,.!
Bahkan Orang alim pun bisa saja masuk neraka, dan sebaliknya, orang yang tak pernah sholat pun juga bisa masuk surga.! Yang jelas mana yang lebih bermanfaat bagi orang lain, mana yang lebih dekat dengan Tuhan, mana yang bekerja lebih ikhlas, mana yang tidak pernah korupsi dan tidak pernah dusta, maka dialah yang lebih berpotensi masuk surga, dari pada menteri yang berkali-kali pergi haji tapi korupsinya tak pernah berhenti-henti dan selau menyengsarakan rakyat.!
*******
Pertanyaan selanjutnya:
Kenapa harus ada NU dan Muhammadiyah.? Kenapa 'ndak Islam gitu saja.?
****
Al-Qur'an adalah wahyu Allah yang memiliki keluasan makna yang tak terbatas. Siapa saja yang baca Al-Qur'an pasti bisa beda pendapat dan beda pemahaman, dan itu wajar, boleh-boleh saja. Jika ada 1000 orang baca surat An-Nas maka boleh saja ada 1000 pendapat yang keluar dan beda semua. Apa lagi Al-Qur'an yang memiliki 30 Juz, 114 surat, dan (ada yang mengatakan) 66666 ayat.!
Jika ada yang berpendapat bahwa Ayam berkokok suaranya adalah "Kukuruyuk", "U' u' u' uk" dan ada juga yang berpendapat "Kongkorongkong" maka itu adalah sebuah kewajaran dan boleh-boleh saja. Yang jelas yang benar bukan siapa-siapa yang benar adalah "Ayamnya" itu sendiri.. Dan kita 'ndak usah repot-repot bentrokan hanya demi mencari mana yang benar - mana yang salah.
NU boleh ada, Muhammadiyah boleh ada, NU dan Muhammadiyah boleh ada dan boleh tidak ada. Yang jelas, yang WAJIB ada adalah Islam itu sendiri,.! Tak ada NU - tak ada Muhammadiyah, tak masalah. Tapi jika tak ada Islam sama sekali maka itu baru embah'e masalah.!
**********************************************************************************
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H