“Budidaya ikan artinya sama dengan merawat air.”, ucap bang Egi . Kualitas air bersih akan menghasilkan ikan yang bagus.
Jika ikan telah mencapai ukuran panen (berdasarkan ukuran tebar benih), maka bisa dilakukan proses pemanenan pada pagi atau sore hari. Proses pemanenan dimulai dari penyurutan kolam hingga 10% volume total kolam, ikan akan dimasukkan ke jerigen untuk dilakukan proses pengangkutan, lalu ikan akan disortir dan dilakukan penimbangan. Proses pendistribusian tidak terbatas pada ikan nila yang hidup atau mentah, melainkan juga dalam bentuk olahan. Salah satu olahan dari ikan nila adalah pemanfatan tulangnya yang bisa dijadikan sebagai gelatin.
Pengelolaan budidaya ikan tentunya tidak mudah, ada penyakit Aeromonas yang biasa menyerang ikan tawar dengan ditandai munculnya bercak merah di tubuh ikan. Penyakit ini akan membuat ikan mati bahkan dapat menular ke ikan lainnya. Di sisi lain, Bang Egi juga mengatakan ada tantangan sendiri dalam budidaya ikan yakni bagaimana pembuangan limbah budidaya secara bersih sehingga tidak mencemari lingkungan.
Pelatihan yang telah dilaksanakan selama 2 jam ini diakhiri dengan dengan sesi tanya jawab oleh peserta kepada Bang Egi, pemberian cenderamata, dokumentasi, brainstroming, dan ditutup dengan pembacaan doa bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H