Mohon tunggu...
Elsya Elfa Hidayatillah
Elsya Elfa Hidayatillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai! aku adalah sepersekian manusia yang hanya ingin berbagi cerita dan menyimpan segala pengalamanku secara abadi lewat goresan kata ini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pelatihan Pertama The Doctor IPB 60, Pintar Budidaya Ikan Nila

28 September 2023   10:10 Diperbarui: 28 September 2023   10:20 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: The Doctor 60

BOGOR - Youth Agricultural The Doctor 60 mengadakan pelatihan bagi seluruh anggota The Doctor IPB 60 yang dilaksanakan di Gedung CCR pada 23 September 2023. Pelatihan berjudul “Pintar Budidaya Ikan Nila” diisi oleh Muhammad Egi Fahlisya Aditya Putra atau kerap disapa bang Egi, mahasiswa IPB Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan angkatan 56 yang juga bagian dari Aquabiofresh Indonesia. Kegiatan ini merupakan pelatihan pertama The Doctor 60 pasca kegiatan Welcoming Party.

Tentunya, kegiatan ini diawali dengan doa dan pembacaan tilawah yang dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya, himne IPB, dan mars asrama. Dilanjutkan sambutan oleh ketua divisi Youth Agricultural, Roro Werdhiarini dan sekaligus pengenalan narasumber.

Pada pelatihan ini membahas mengenai pengenalan ikan nila (Oreochromis niloticus) baik morfologi dan jenis-jenisnya. Sekilas informasi bahwa ikan nila didatangkan ke Indonesia dari Taiwan melalui Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Bogor pada tahun 1969 (Susanto et al. 2014).

Dilanjutkan dengan pembahasan wadah dan teknologi yang digunakan dalam budidaya ikan nila mulai yang metode tradisional sampai metode modern. Banyak alternatif pilihan yang dapat digunakan dengan pemanfaatan penggunaan lahan yang luas, yakni kolam tanah, kolam beton, kolam air deras, kolam jaring apung, Recirculating Aquaculture System (RAS), dan teknologi bioflok.

Namun, budidaya ikan nila juga dapat dilakukan pada lahan terbatas dengan metode Urban Farming. Urban Farming adalah praktik budidaya ikan yang dilakukan dengan mengadaptasi metode tradisional menjadi lebih sesuai dengan ketersediaan lahan dan sumber daya di perkotaan. Contoh metode urban farming lain yang dapat dilakukan adalah budidaya ikan lele yang dibersamai budidaya kangkung.

Pengelolaan budidaya ikan nila terbagi menjadi 3 tahapan kegiatan yakni pembenihan, pendederan, dan pembesaran. Pembenihan merupakan kegiatan menghasilkan atau memperbanyak populasi ikan dengan mengembangbiakkan larva. Pendederan merupakan pemeliharaan benih hingga mencapai ukuran tertentu yang diinginkan. Pembesaran merupakan kegiatan membesarkan benih hingga cukup ukuran untuk siap dijual ataupun dikonsumsi.

Pada pelatihan ini dijelaskan pula mengenai tips pemeliharaan ikan nila itu sendiri. Proses budidaya dimulai dari penyesuaian persiapan wadah. Persiapan wadah dilakukan dengan disinfeksi kolam, pengisian air, aerasi selama 3 hari, penebaran garam, dan penyisipan bakteri dan plankton stater guna mereduksi senyawa organik.

Selanjutnya, penebaran benih yang dilakukan secara langsung ketika benih datang dan setelah diaklimatisasi. Bang Egi menyarankan benih dapat direndam permanganas kalikum terlebih dahulu, baru dilakukan penebaran pada pagi, sore, maupun malam hari.

Pemeliharaan harian juga harus dilakukan dengan memerhatikan durasi pemberian makan yang disesuaikan dengan ukuran ikan dan pengecekan kualitas air baik pH, suhu, salinitas, ammoniak, nitrit, nitrat, DO, dan flok.

Bang Egi menekankan bahwa kualitas air perlu diperhatikan. Kualitas air yang baik sesuai dengan kaidah dasar yaitu tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak mengandung endapan beracun.

“Budidaya ikan artinya sama dengan merawat air.”, ucap bang Egi . Kualitas air bersih akan menghasilkan ikan yang bagus.

Jika ikan telah mencapai ukuran panen (berdasarkan ukuran tebar benih), maka bisa dilakukan proses pemanenan pada pagi atau sore hari. Proses pemanenan dimulai dari penyurutan kolam hingga 10% volume total kolam, ikan akan dimasukkan ke jerigen untuk dilakukan proses pengangkutan, lalu ikan akan disortir dan dilakukan penimbangan. Proses pendistribusian tidak terbatas pada ikan nila yang hidup atau mentah, melainkan juga dalam bentuk olahan. Salah satu olahan dari ikan nila adalah pemanfatan tulangnya yang bisa dijadikan sebagai gelatin.

Pengelolaan budidaya ikan tentunya tidak mudah, ada penyakit Aeromonas yang biasa menyerang ikan tawar dengan ditandai munculnya bercak merah di tubuh ikan. Penyakit ini akan membuat ikan mati bahkan dapat menular ke ikan lainnya. Di sisi lain, Bang Egi juga mengatakan ada tantangan sendiri dalam budidaya ikan yakni bagaimana pembuangan limbah budidaya secara bersih sehingga tidak mencemari lingkungan.

Pelatihan yang telah dilaksanakan selama 2 jam ini diakhiri dengan dengan sesi tanya jawab oleh peserta kepada Bang Egi, pemberian cenderamata, dokumentasi, brainstroming, dan ditutup dengan pembacaan doa bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun