Aku sadar bahwa aku harus menerima kehilangan Oki. Aku harus merelakan ketiadaan wujud fisik Oki. Oki sudah bertransformasi ke dalam wujud spiritual yang akan terus menjaga dan melindungiku sepanjang masa.
Aku pun harus bersyukur dengan kehadiran Oki selama satu bulan terakhir dalam kehidupanku. Hari-hari yang tidak mudah untuk aku lalui. Di mana aku harus memulai hidup dari titik minus. Di mana aku harus menerima kenyataan 6 kucing rescue yang sudah aku rawat selama lebih dari 9 tahun; 6 dihilangkan, 2 ekor diracun, dan 1 ekor dibunuh karena berbulu hitam.
Lalu, Oki datang dalam kehidupanku. Membangunkan kesadaranku. Bahwa masa di mana diriku merawat sembilan ekor kucing-kucing rescue yang tidak lagi bersamaku dalam wujud fisik, telah berakhir. Ada kehidupan lain yang menanti untuk aku rawat dan aku kasihi.
Kini, Oki menggenapkan 10 ekor kucing rescue yang telah berlalu dalam kehidupanku dalam rentang waktu singkat.
Aku harus menerima dengan lapang dada. Aku tidak boleh menyalahkan diriku karena kemampuanku untuk membantu kucing terlantar masih terbatas. Dan, aku tidak bisa selalu mendorong diriku untuk terus berusaha sampai garis patah.
Sekarang ini, masih ada kehidupan lain yang menunggu untuk aku rawat dan membutuhkan kasih sayangku. Ada Sophia yang sangat dikasihi Oki. Ada Mama, Bang Belang, Kiara, dan kucing-kucing terantar lainnya yang berkeliaran di lingkungan rumah Oki.
Tentunya, ada Marianne yang baru dibuang seminggu yang lalu dan telah menjadi bagian dari keluarga Oki. Tidak mustahil pula, akan ada kucing terlantar atau dibuang lagi yang ditakdirkan menjadi bagian dari keluargaku.
Aku akan terus berusaha membantu kucing-kucing terlantar. Tetapi, aku juga harus terus mengingatkan diriku untuk tidak terus memaksakan diri, sampai garis patah, dalam upaya membantu kucing terlantar.