Manusia sudah berkomunikasi selama kurang lebih 30.000 tahun dan komunikasi tertulis baru dikembangkan serta digunakan sekitar 7.000 tahun yang lalu. Selebihnya? Manusia menggunakan visual seperti gambar tangan dan lukisan untuk menyampaikan pesan.Â
Di era new media ini, bercerita menggunakan visual tidak hanya menjadi lebih terlihat bagus tetapi juga memudahkan pembaca untuk memproses informasi yang disampaikan. Visual membuat informasi menjadi lebih lengkap dan tidak hanya mengandalkan imajinasi pembaca.
Apa itu Visual Storytelling?
Bercerita secara lisan maupun tulisan mungkin sudah biasa dilakukan. Tetapi dengan menggunakan visual, sebuah cerita jadi lebih mudah untuk dipahami. Menurut Visual Storytelling: A Brief Practical Guide, bercerita dengan visual seperti gambar, foto, video, simbol, warna dan lain-lain mengilustrasikan sebuah informasi sehingga menarik perhatian pembaca. Visual storytelling tidak hanya berupa tulisan yang terlihat indah dan menghibur tetapi juga menjelaskan apa yang ada di dalam sebuah teks atau pesan.
Elemen dan Teknik Visual Storytelling
Seorang pencerita harus fokus dengan kegiatan bercerita yang dilakukan. Konten yang disajikan cukup penting tetapi visual yang akan ditampilkan juga sama pentingnya.Â
Teknik-Teknik Visual Storytelling
1. Monomyth: bercerita tentang perjalanan dan menyampaikan pesan moral dari perjalanan tersebut (seperti cerita pahlawan dan mitos).
2. The Mountain: seperti Teknik bercerita pada umumnya, cerita bermula dari bawah kemudian ada konflik yang meningkat dan pada akhirnya mencapai klimaks dan turun kembali. Jalan cerita mirip dengan Teknik Monomyth tetapi tidak selalu berakhir menyenangkan.Â
3. Nested Loops: menggunakan beberapa cerita sampingan untuk menjelaskan jalan cerita yang utama. Pada akhirnya bias menjelaskan mengapa tokoh menngambil keputusan tersebut.Â
4. In Media Res: di awal cerita menggunakan kejadian yang penting dan penuh aksi sedangkan di tengah jalan cerita menjelaskan mengapa bias sampai pada kejadian tersebut. Sangat bagus jika digunakan untuk menarik perhatian khalayak.
Dalam Visual Storytelling, disebutkan bahwa dengan bercerita menggunakan visual kita dapat mengerti pesan yang disampaikan dalam berbagai bahasa dan mengerti relasi sosial dan emosi yang ingin disampaikan lewat konten tersebut. Tetapi apakah pesan selalu akan tersampaikan dengan baik? Belum tentu. Maka dari itu kita harus mengetahui apa saja yang dapat membuat penyampaian konten ini berhasil.
Faktor Penentu Suksesnya Bercerita Secara Visual
Ada tiga kapasitas yang diperlukan oleh penulis dan tulisannya untuk mengajak dan tertarik dengan kontennya, yaitu:
1. Melibatkan dan Membujuk (engage and entice)
kemampuan untuk menarik perhatian pembaca seperti dengan menggunakan judul yang menarik atau foto yang tidak biasa.
2. Mengkomunikasikan Argumen yang Meyakinkan (Communicate a convincing argument)
menjelaskan hal-hal rumit yang dikemas menjadi interaktif sehingga pembaca bisa merespon tulisan tersebut.
3. Mengajak Khalayak (Draw the viewer in)
membiarkan pembaca terhubung secara langsung terhadap konten atau isu dengan mudah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H