Mohon tunggu...
Elsa Ratna Wulandari
Elsa Ratna Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tokoh-tokoh Angkatan Balai Pustaka

12 Juni 2022   21:36 Diperbarui: 13 Juni 2022   00:59 3336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Karya yang paling terkenal adalah Siti Nurbaya pada tahun 1920. Ceritanya menggugah dana meninggalkan pesan yang mendalam kepada pembaca. Adapun karya yang lainnya, yaitu Lasmi, Anak dan Kemenakan, Memang jodoh, dan Tesna Zahera.

3. Muhammad Yamin

Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. adalah sastrawan yang telah dihormati sebagai pahlawan nasional Indonesia yang lahir pada 24 Agustus 1903 di Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat. Ayah  Mohammad Yamin adalah Usman Baginda Khatib yang berasal dari Sawahlunto sedangkan iobunya bernama Siti Saadah berasal dari Padang Panjang. 

Sekolah dasar pertamanya di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Palembang, kemudian melanjutkannya ke Algemeene Middelbare School (AMS) Yogyakarta. Di AMS Yogyakarta, ia mulai mempelajari sejarah purbakala dan berbagai bahasa seperti Yunani, Latin, dan Kaei. 

Kemudian menjalani kuliah di Rechtshoogeschool te Batavia (Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta, yang kelak menjadi Fakultas Hukum Universitas Indonesia), dan berhasil memperoleh gelar Meester in de Rechten (Sarjana Hukum) pada tahun 1932.

Pada tahun 1920-an ia mulai menulis, karya pertamanya sebuah jurnal berbahasa Belanda pada tahun 1920  ditulis menggunakan bahasa Melayu dalam jurnal Jong Sumatera. Adapun karya-karya yang lainnya yaitu Tanah Air, Indonesia Tumpah Darahku, Kalau Dewa Tara Sudah Berkata, Ken Arok dan Ken Dedes, dan lain-lain.

4. Nur Sutan Iskandar

Beliau lahir pada 3 november 1893 di Sumatera Barat. Beliau menikah dengan Aminah dan dikaruniai lima orang anak.

Setelah menamatkan sekolah rakyat pada tahun 1909, Nur Sutan Iskandar bekerja sebagai guru bantu. Pada tahun 1919 ia hijrah ke Jakarta, di sana ia bekerja di Balai Pustaka sebagai pengoreksi naskah. Lalu pada tahun 1925-1942 menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Balai Pustaka. Tahun selanjutnya diangkat menjadi Kepala Pengarang Balai Pustaka.

Nur Sutan Iskandar tercatat sebgai sastrawan terproduktif di angkatannya. Ia juga menerjemahkan buku karya pengarang asing seperti Alexandre Dumas. Adapun karya-karyanya yaitu Apa Dayaku karena Aku Perempuan, Salah Pilih, Abu Nawas, dan lain-lain.

5. Tulis Sutan Sati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun