Mohon tunggu...
Elsa Arta Prayogo
Elsa Arta Prayogo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030003 UIN Sunan Kalijaga

Berkelana dan menulis untuk keabadian

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Mengenal UKM Al-Kautsar, Olah Salak menjadi Beragam Produk Makanan di Desa Pulewulung, Turi, Sleman

12 Juni 2024   14:18 Diperbarui: 12 Juni 2024   14:42 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Al-Kautsar namanya, merupakan kelompok Usaha Kecil Menengah atau UKM yang terdapat di Desa Wisata Pulewulung, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kelompok usaha ini berdiri sejak tahun 2008 yang berfokus pada pengolahan salak menjadi beragam produk makanan. 

Cerita yang melatarbelakangi terbentuknya UKM ini, adalah saat Desa Pulewulung kedatangan mahasiswa KKN dari Fakultas Pertanian UGM. Para mahasiswa tersebut mengajari warga sekitar untuk membuat olahan berbahan dasar salak. Berhasil membuat sirup dan selai berbahan dasar salak, kemudian memotivasi terbentuknya kelompok usaha kecil menengah Al-Kautsar yang terdiri dari sepuluh orang anggota Ibu PKK Desa Pulewulung. 

“UKM Al-Kautsar itu sendiri yang menamai dari Mahasiswa Fakultas Pertanian UGM.” terang ketua UKM Al-Kautsar yang akrab dipanggil Bu Tri, saat diwawancarai.

Anggota UKM Al-Kautsar kemudian tertarik melanjutkan untuk memproduksi olahan salak karena di Kecamatan Turi pada saat itu belum ada makanan atau olahan berbahan dasar buah salak. “Kami tertarik untuk melanjutkan memproduksi olahan sirup dari salak karena di Kecamatan Turi pada tahun 2008 sama sekali belum ada olahan yang berbahan dari salak.” lanjut Tri saat diwawancarai mewakili anggota UKM Al-Kautsar.

Pada saat launching pertama kali, UKM Al-Kautsar mengikuti lomba olahan pangan se-Kabupaten Sleman di Taman Kuliner Condongcatur dan berhasil meraih juara harapan satu. Hal tersebut yang kemudian menjadi motivasi anggota UKM Al-Kautsar untuk meneruskan memproduksi olahan salak. Pada tahun tersebut, sirup hasil olahan diproduksi dalam jumlah banyak, karena pesanan meledak dan semakin dikenal luas. UKM Al-Kautsar banyak mendapat undangan untuk tampil di pameran-pameran produk olahan pangan, juga diminta hadir dalam event-event yang diadakan oleh mahasiswa dari berbagai kampus untuk menjadi narasumber. 

Namun seiring berjalannya waktu, produksi sirup mengalami stagnan karena terkendala perizinan. “Dulu kalau produksi minuman SPP-IRT saja sudah cukup, tapi kan sekarang harus BPOM. Sejak saat itu, produk sirup dan selai kami vakum.” jelas Tri saat diwawancarai.

Tidak lama vakum, selanjutnya kelompok UKM Al-Kautsar berinisiatif untuk membuat olahan geplak, jenang, wajik, dan kerupuk yang berbahan dasar salak. Motivasi utama UKM ini adalah untuk menaikkan harga jual salak. Karena pada saat panen, harga salak menjadi anjlok. Maka dengan mengolah salak menjadi berbagai makanan varian baru, diharapkan dapat mendongkrak harga jual olahan salak di pasaran. Menurut keterangan anggota UKM, salak yang awalnya hanya dihargai sebesar dua ribu rupiah saja per kilonya, ketika diolah menjadi makanan lain, keuntungannya bisa dua kali lipat. Berdasarkan itu, anggota UKM semakin bersemangat untuk memproduksi olahan berbahan dasar salak. 

Kompasiana.com - Wawancara dengan anggota UKM Al-Kautsar (Dokumentasi pribadi/Elsa Arta Prayogo)
Kompasiana.com - Wawancara dengan anggota UKM Al-Kautsar (Dokumentasi pribadi/Elsa Arta Prayogo)

Selanjutnya, UKM Al-Kautsar menjalin kerja sama dengan Yayasan Baitul Mal BRILiaN RO Yogyakarta. Kerja sama tersebut terfasilitasi melalui program bernama MIGP atau Mustahik Income Generating Program. MIGP merupakan program ekonomi yang difokuskan pada peningkatan keterampilan bekerja dengan memanfaatkan sumber daya lokal melalui penyediaan insentif finansial dan bimbingan usaha kepada peserta program (penerima manfaat). 

UKM Al-Kautsar selaku penerima manfaat dari program MIGP YBM BRILiaN Yogyakarta berhasil mendapat bantuan modal dan pendampingan usaha. Hal tersebut menjadi peluang bagi UKM untuk mengembangkan usahanya. Setelah berhasil menjadi penerima manfaat program MIGP, UKM Al-Kautsar rutin mendapatkan pendampingan dari YBM BRILiaN Yogyakarta. 

“Kita ada pertemuan bulanan yang di dalamnya mencakup kegiatan ngaji bareng, pencatatan dan laporan keuangan. Kemudian kami juga memfasilitasi Ibu-ibu jika ingin mengikuti perlombaan, atau semisal butuh pelatihan apa, bisa kami fasilitasi.” kata Zidan selaku pendamping UKM Al-Kautsar dari YBM BRILiaN Yogyakarta saat diwawancarai dalam acara pendampingan rutin. 

Setelah binaan yang didapatkan dari YBM, UKM Al-Kautsar menambah produk jualannya, yakni olahan jamur krispi. Sehingga UKM Al-Kautsar selain menjual olahan berbahan dasar salak, juga melayani pesanan kuliner lainnya. Sebagian dari anggota UKM memiliki usaha sampingan, seperti menerima pesanan untuk hajatan atau acara-acara di desa tersebut. 

Olahan jenang, wajik, dan kerupuk sudah rutin di produksi. Olahan tersebut rutin di setor di beberapa pusat oleh-oleh di Jogja, seperti di Hamzah Batik, Pusat Oleh-oleh Omah Jadah Kaliurang, Omah Salak, dan Desa Wisata Pancoh. Selain disetor di pusat oleh-oleh, produk olahan dari UKM ini juga dijual kepada para wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Pulewulung. Sementara untuk pemasaran digital, sejauh ini hanya sebatas dipromosikan melalui Facebook, Instagram, dan status WhatsApp. Pemasaran tersebut dilakukan melalui akun sosial media masing-masing anggota UKM Al-Kautsar. 

Dalam memproduksi olahannya, terdapat pembagian tugas yang dikerjakan oleh masing-masing anggota UKM. Ada beberapa anggota yang khusus memproduksi olahan geplak, wajik, jenang, kerupuk, dan jamur krispi, serta pesanan kuliner lainnya. Sementara beberapa lainnya memproduksi akar kelapa dan onde-onde. Hingga saat ini, terdapat sembilan anggota yang masih aktif di UKM Al-Kautsar. 

Sementara untuk sejauh ini, tantangan yang dihadapi anggota UKM Al-Kautsar dalam menjalankan usahanya adalah saat proses produksi. Keterbatasan alat produksi menjadi tantangan tersendiri. 

“Pertama kali itu menguleni (mengaduk adonan), itu capek. Saya itu kalau puasa dan pas mau lebaran orderannya banyak, sehari itu bikin cuma sekitar lima resep, sementara yang nguleni (mengaduk adonan) sampai pegal.” ungkap Bu Tri ketua UKM Al-Kautsar. 

Namun setelah mendapat bantuan alat dari program MIGP, bisa membeli mesin untuk mengaduk adonan. Sebelum memakai alat yang sekali adonan hanya bisa memproduksi dua toples saja, ketika memakai mesin satu kali adonan bisa satu kilo. Kendala lain seperti produk onde-onde dan akar kelapa yang mulai stagnan karena kesibukan mengirim pesanan paket salak. Tetapi disisi lain, pesanan salak tersebut sudah bisa sampai luar Yogyakarta. 

Kompasiana.com - Foto bersama UKM Al-Kautsar (Dokumentasi pribadi/Elsa Arta Prayogo)
Kompasiana.com - Foto bersama UKM Al-Kautsar (Dokumentasi pribadi/Elsa Arta Prayogo)

Selain bergelut di bidang UKM yang memproduksi olahan salak, Ibu-ibu anggota UKM Al-Kautsar juga memiliki usaha sampingan. Sebagian dari mereka berwirausaha di bidang kuliner, penyewaan homestay, dan penjualan buah salak. Dikenal sebagai desa wisata, cukup banyak wisatawan yang berkunjung ke Desa Pulewulung untuk berkemah, outbond, dan staycation. Para warga sekitar, termasuk anggota UKM Al-Kautsar memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyewakan tempat tinggal bagi para wisatawan yang berkunjung. 

Desa Pulewulung yang terletak di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman merupakan salah satu desa yang diberdayakan untuk agrowisata dan budidaya buah salak. Dusun yang terletak di selatan lereng Merapi, atau lebih tepatnya di Desa Bangunkerto ini memiliki potensi yang cukup menjanjikan di bidang pariwisata maupun pembudidayaan buah salak. Terdapat cukup banyak lahan yang ditanami pohon salak untuk dibudidayakan dan diolah oleh masyarakat sekitar. 

Produksi buah salak yang melimpah di desa tersebut yang akhirnya memunculkan inovasi kuliner dari kelompok UKM Al-Kautsar untuk mengolah salak menjadi makanan dengan nilai jual yang lebih tinggi. Harapan dari mereka, agar berjalannya usaha ini bisa menambah kesejahteraan ibu-ibu anggota UKM. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun