Mohon tunggu...
El Sanoebari
El Sanoebari Mohon Tunggu... Penulis - Salah satu penulis antologi buku "Dari Pegunungan Karmel Hingga Lautan Hindia".

Menyukai pekerjaan literasi & kopi | Suka buku filsafat, konseling dan Novel | Jika harus memilih 2 hal saat jenuh saya akan makan banyak dan traveling | Suka belajar hal yang baru | Saya suka berpikir random, demikian dalam menulis | Imajinatif | Saya suka menulis Puisi dan cerpen sejak SD, yang terkubur di dalam laptop | Bergabung menjadi kompasianer merupakan tantangan yang menyenangkan | Saya suka segala hal yang menantang | Cukup ya, terlalu banyak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cucu Nenek Pencuri Batu Nisan yang Misterius

20 November 2022   16:07 Diperbarui: 20 November 2022   16:13 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi sepertinya dia menganggap pertanyaanku sama dengan suara burung yang hanya mempermanis pagi atau burung kelaparan pagi-pagi. Sesekali ia menunduk dan lebih banyak komat-kamit dan anggapku tak ada.

"Apakah kau hendak mencuri batu nisan kakek?" tanyaku kesal. Aku tidak suka diabaikan.

Ia makin menunduk, membuatku tak bisa menebak lebih jelas. Aku mencoba mendekat, terdengar olehku isak dari batu nisan.

"Jangan takut, ia hanya seorang pencuri, dia hanya mencoba menakutikuti", bisikku meneangkan diri sendiri.

"Atikah" suara Jumiah mengagetkan aku.

Aku menoleh ke belakang, ia memberi petunjuk untuk kembali ke dalam rumah. Aku menurut.

Tapi aku masih berkeras, ingin melihat wajah sosok itu. Aku memalingkan wajahku dari pandangan kepada Jumiah, batu nisan itu telah sepi. Sunyi. Tak ada siapa pun di sana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun