Tanah Surga... Katanya adalah sebuah film Indonesia yang disutradarai oleh Herwin Novianto. Film ini menggambarkan kehidupan di perbatasan Kalimantan Barat dengan latar belakang budaya yang kaya dan penuh warna. Dalam review ini, kita akan membahas berbagai unsur budaya yang ditampilkan dalam film ini, mulai dari sistem bahasa hingga kesenian.
1. Sistem Bahasa
Salah satu keunikan dari Tanah Surga... Katanya adalah penggunaan bahasa yang mencerminkan keberagaman budaya di perbatasan Kalimantan Barat. Film ini menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama, namun terdapat campuran dialek Melayu yang digunakan oleh penduduk setempat. Campuran bahasa ini menunjukkan bagaimana budaya dan bahasa saling berinteraksi di wilayah perbatasan, menciptakan harmoni yang khas.
2. Sistem Pengetahuan
Film ini juga memberikan wawasan tentang proses pembuatan kain tenun, salah satu warisan budaya yang dijaga oleh masyarakat setempat. Melalui adegan-adegan yang menggambarkan detail pembuatan kain tenun, penonton diajak untuk memahami keterampilan dan pengetahuan yang diwariskan secara turun-temurun. Proses ini tidak hanya menunjukkan keindahan hasil akhir, tetapi juga nilai-nilai kesabaran dan ketelitian dalam setiap tahapannya.
3. Sistem Organisasi Sosial
Dalam hal organisasi sosial, film ini menampilkan struktur pemerintahan lokal yang melibatkan kepala daerah dan gubernur. Sosok kepala daerah dalam film ini digambarkan sebagai pemimpin yang dekat dengan masyarakatnya, mendengarkan keluhan dan kebutuhan mereka. Kehadiran gubernur juga menandakan adanya hierarki dalam sistem pemerintahan yang berperan dalam mengatur dan memajukan daerah perbatasan.
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Tanah Surga... Katanya menyoroti penggunaan peralatan tradisional dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya adalah penggunaan obor saat malam hari. Hal ini menunjukkan keterbatasan akses listrik di daerah tersebut dan bagaimana masyarakat beradaptasi dengan situasi tersebut. Selain itu, perahu juga menjadi alat transportasi utama, mencerminkan kehidupan masyarakat yang bergantung pada sungai sebagai jalur transportasi dan sumber penghidupan.
5. Sistem Mata Pencarian
Ekonomi lokal di perbatasan Kalimantan Barat digambarkan melalui mata pencarian penduduk setempat. Penjual kain tenunan, nelayan dan warung kelontong menjadi contoh usaha yang menopang kehidupan ekonomi masyarakat. Melalui karakter-karakter yang bekerja di bidang ini, film ini menunjukkan bagaimana industri rumahan dan perdagangan kecil menjadi tulang punggung ekonomi lokal.
6. Sistem Religi
Aspek religi dalam film ini terlihat jelas saat adegan sang kakek melaksanakan sholat Maghrib. Kepercayaan terhadap Allah SWT dan pelaksanaan ibadah sehari-hari menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat di perbatasan. Adegan ini menggambarkan bagaimana agama memberikan kekuatan dan ketenangan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
7. Kesenian
Seni musik tradisional juga mendapatkan tempat dalam film ini melalui pertunjukan alat musik sampe. Pertunjukan ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana untuk melestarikan budaya dan tradisi setempat. Alat musik sampe, dengan suara khasnya, membawa penonton lebih dekat dengan budaya Dayak yang kaya.
Tanah Surga... Katanya adalah sebuah film yang kaya akan unsur budaya, menampilkan kehidupan masyarakat di perbatasan Kalimantan Barat dengan segala kekayaan dan tantangannya. Melalui bahasa, pengetahuan, organisasi sosial, peralatan hidup, mata pencarian, religi, dan kesenian, film ini berhasil menggambarkan keunikan dan kekayaan budaya yang ada di wilayah tersebut. Melalui film ini, penonton diajak untuk merenung tentang realitas kehidupan di perbatasan dan pentingnya kesetiaan pada tanah air meskipun menghadapi berbagai kesulitan. Film ini juga menggarisbawahi pentingnya perhatian pemerintah terhadap daerah terpencil dan perbatasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H