Saat musim panas ditandai dengan kue bacang, saat musim gugur ditandai dengan kue terang bulan atau kue pie. Dan saat musim dingin atau salju akan memperingati dengan memakan ronde hangat.
Bapak Halim juga beranggapan bahwa agama merupakan keyakinan yang harus diyakini sekuat hati bahwa ajaran yang dipegang adalah ajaran yang benar, dan keyakinan tersebut tidak perlu di perdebatkan karena setiap agama pasti mengajarkan kebaikan. Dan menurut beliau, seperti yang ada pada kitab agama Khonghucu disebutkan bahwa dalam hidup itu jangan sampai melakukan apa yang diri kita tidak inginkan terhadap orang lain, seperti pada pepatah "Apa yang Kita Tanam, akan Kita Tuai".
Sehingga kita harusnya saling menghormati dan bertoleransi antar agama, karena pada dasarnya agama selalu mengajarkan yang terbaik, namun umat atau oknum nya lah yang menyalahkan atau salah menafsirkan agamanya. Dalam beragama kita juga tidak perlu terlalu fanatik karena kembali lagi semua berasal dari Tuhan kita, dan kita dilahirkan dari Firman Tuhan. Jadi, dari Firman Tuhan itulah yang dinamakan watak sejati.
Watak sejati yaitu cinta kasih, kebenaran, kesusilaan, dan kebijaksanaan, setiap oarang yang dilahirkan dalam agama Khonghucu di dunia pasti mempunyati watak sejati, dan saat umat Khonghucu dapat mengikuti watak sejati tersebut, hidup akan bisa dipercaya. Dan saat hidup mengikuti atau menerapkan watak sejati akan dinamakan bimbingan, dan saat kita mengikuti bimbingan inilah yang dinamakan agama. Bentuk cinta kasih itulah yang perlu diterapkan sebagai bentuk hubungan manusia terhadap Tuhan, terhadap sesama, dan terhadap alam semesta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H