Mohon tunggu...
Elsafan
Elsafan Mohon Tunggu... Auditor - Praktisi Penjaminan Mutu dan Mahasiswa Magister Hubungan Internasional

Tulisan adalah letusan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Investasi Kendaraan Listrik di Asean: Peluang Emas bagi Indonesia

24 Juli 2023   17:00 Diperbarui: 24 Juli 2023   17:03 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.statista.com/statistics/1360566/sea-ev-market-share/

Melalui KTT ASEAN ke 42 di Labuan Bajo yang dipimpin oleh Indonesia, pemimpin negara-negara ASEAN menyepakati adanya pengembangan ekosistem kendaraan listrik dalam sebuah deklarasi bersama. Dengan adanya kesepakatan tersebut, Indonesia dapat meningkatkan perkembangan di sektor otomotif nya dan membawa benefit yang menguntungkan bagi perekonomian negara.

Presiden Joko Widodo sendiri pada tahun 2019 telah menetapkan Visi Indonesia 2045 yaitu Berdaulat, Maju, Adil, dan Makmur. Percepatan visi ini dilakukan dengan pembangunan 4 pilar, yaitu Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, Pemerataan Pembangunan, serta Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan. Dengan menjadikan sektor ekonomi sebagai salah satu pilar, menjadikan sektor ekonomi sebagai salah satu unsur yang penting dalam pencapaian visi tersebut.

Keuntungan bagi Indonesia

Berinvestasi dalam sektor otomotif khususnya kendaraan listrik akan membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Menurut data badan survei geologis Amerika Serikat (AS) atau US Geological Survey, produksi nikel Tanah Air mencapai 1 juta metrik ton pada 2021 atau menyumbang 37,04% nikel dunia. Mayoritas cadangan nikel nasional berada di kawasan Indonesia Tengah dan Indonesia Timur.

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/02/17/indonesia-produsen-nikel-terbesar-dunia-pada-2021
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/02/17/indonesia-produsen-nikel-terbesar-dunia-pada-2021

Artinya Indonesia dapat memanfaatkan nikel tersebut untuk memproduksi baterai kendaraan listrik secara masif, bahkan dapat menarik investor untuk ikut berinvestasi dalam pengembangan baterai lithium itu sendiri. Pembangunan smelter-smelter pengolahan nikel juga dapat menyerap tenaga kerja. Dalam siaran pers dari kementerian perindustrian pada 14 Februari 2023, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta menyatakan bahwa smelter nikel memiliki total kapasitas produksi sebesar 262.560 ton per tahun, investasi mencapai Rp5,55 triliun, dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 2.337 orang. 

Dengan kata lain, penyerapan tenaga kerja, penambahan kapasitas produksi, dan meningkatnya nilai investasi adalah benefit yang akan didapatkan oleh Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral per November 2022 , saat ini Indonesia sudah memiliki 15 smelter nikel.

Tantangan yang dihadapi

Investasi dalam sektor otomotif juga memiliki tantangan-tantangan yang harus dikelola dengan baik. Fokus pemerintah pada pengembangan baterai lithium, didahului salah satunya dengan kebijakan larangan ekspor nikel mentah yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia. 

Kebijakan ini mendapat protes keras dari Uni Eropa, yang merupakan pengimpor nikel mentah Indonesia, dengan menggugat Indonesia melalui World Trade Organization (WTO) pada awal tahun 2021. Konflik dagang tersebut, jika tidak dikelola dengan baik, dapat menghasilkan sanksi ekonomi bagi Indonesia. Jika ada banyak negara yang mendukung gugatan Uni Eropa ini, Indonesia memiliki risiko "serangan balik" dan kesulitan mengakses pasar ekspor global atas produk turunan nikel. 

Tanpa akses pasar global, daya tarik Indonesia sebagai sentra produksi baterai akan berkurang. Tantangan selanjutnya adalah soal harga jual, mungkinkah penambang nikel dapat menjual nikel mentah ke ke smelter domestik dengan harga yang sama dengan ketika mereka menjual nikel mentah tersebut ke pasar global? Hal ini perlu dicermati agar tidak terjadi penyelundupan nikel mentah ke luar negeri yang pastinya akan merugikan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun