Gula adalah salah satu bahan pokok yang memiliki arti penting dan posisi yang strategis di Indonesia. Meskipun telah beredar bahan- bahan pemanis lainnya, seperti : madu, gula merah, fruktosa, glukosa, dan gula tropika namun preferensi masyarakat Indonesia terhadap gula tebu masih tinggi. Alasannya karena praktis (bentuk butiran), ketersediaan dan berbagai kelebihannya menjadikan gula tebu sebagai pilihan utama. Gula merupakan salah satu dari Sembilan bahan makanan pokok.Â
Selain sebagai salah satu bahan makanan pokok, gula pasir juga merupakan sumber kalori bagi masyarakat selain beras, jagung, dan umbi-umbian serta sebagai bahan pemanis  dan pengawet makanan dan minuman. Keberadaan pemanis buatan dan pemanis lainnya sampai saat ini belum sepenuhnya bias menggantikan keberadaan gula pasir. Karena gula pasir menjadi semakin penting perannya pada kebutuhan pangan masyarakat. Di Indonesia gula pasir merupakan komoditas pangan strategis kedua setelah beras.
Sebagai bahan pangan sumber kalori, kontribusi yang diharapkan dari gula dalam konsumsi kalori penduduk Indonesia menurut Pola Pangan Harapan (PPH) menempati urutan keempat setelah padi-padian, pangan hewani serta minyak dan lemak dengan pangsa sebesar 6,7 persen. Dari berbagai produk gula yang dihasilkan  di Indonesia, gula memberikan kontribusi lebih dari 70 persen dari pemenuhan konsumsi masyarakat disusul gula merah dan bahan pemanis lainnya.Â
Di Indonesia , industri gula berbahan baku tanaman tebu telah ada sejak era penjajahan Belanda. Industri gula tergolong industri yang tua di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari sejarah industri gula di Thailand yang telah ada sejak abad ke-16 . Indonesia pernah mengalami era kejayaan industri gula pada tahun 1930-an dengan jumblah pabrik gula  (PG) yang beroperasi 179 pabrik, produktivitas sekitar 14,80%, dan rendemen 11% - 13,80%. Produksi puncak mencapai hingga 3 juta ton dan ekspor gula sebesar 2,40 juta ton. Keberhasilan tersebut didukungg oleh kemudahan dalam memperoleh lahan yang subur, tenaga kerja murah, prioritas irigasi, dan disiplin dalam penerangan teknologi.
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan Indonesia menjadi negara pengimpor gula. Salah satu faktor utamanya adalah ketidakmampuan industri gula dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan gula masyarakat yang terus meningkat. Hal ini dikarenakan meningkatnya jumblah penduduk dan pendapatan  per kapita masyarakat  setiap tahunnya. Â
Produktivitas gula di Indonesia yang semakiin rendah dapat dilihat dari penurunan jumblah produksi gula yang dihasilkan petani  dan pabrik gula yang ada di Indonesia. Hal ini dikarenakan oleh manajemen dari setiap pabrik gula nasional yang terus meningkat, mengakibatkan Indonesia menjadi negara pengimpor gula untuk memenuhi seluruh permintaan gula nasional setiap tahunnya.Â
Permintaa gula nasional selalu mengalami perubahan dan bahkan cenderung mengalami kenaikan  sebanding dengan jumblah penduduk Indonesia yang selalu bertambah setiap tahunnya. Jumblah penduduk Indonesia semakin meningkat menyebabkan total kebutuhan konsumsi gula juga terus meningkat. Kenaikan konsumsi gula di Indonesia tidak diikuti dengan kenaikan tingkat produksi yang mampu menutupi jumblah permintaan gulaada domestik.
Permasalahan lainnya terjadi pengaruh kenaikan nilai tukar rupiah mengakibatkan penurunan konsumsi dan terjadi kenaikan harga domestik gula pasir. Sedangkan produksi mengalami `peningkatan. Dan ketika luas areal tebu yang rata-rata mengalami peningkatan tidak diikuti dengan total produksi gula yang mampu memenuhi konsumsi gula dalam negeri.
Produksi gula pasir dalam negeri agar dapat ditingakatkan untuk mencukupi kebutuhan  akan gula pasir dalam negeri sehinnga impor gula pasir dapat dikendalikan. Dalam usaha meningkatkan produksi gula untuk mencapai swa-sembada gula dapat dilakukan dengan menambah jumblah pabrik gula agar dapat menambah kapasitas produksi gula serta revitalisai pabrik gula yang sudah tidak beroperasional agar dapat menambah produksi gula selain itu juga meningkatkan produktivitas melalui pengembangan luas areal perkebunan tebu, memberdayakan  petani untuk meningkatkan kualitas usaha tani serta pengenalan varietas bibit unggul, penyuluhan penerapan inovasi teknologi dan kelembagaan.
Produktivitas gula di Indonesia yang semakin rendah dapat dilihat dari penurunan jumblah produksi gula yang dihasilkan petani dan pabrik gula yanga ada di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh rendahnya manajemen dari setiap pabrik gula nasional yang terus meningkat, mengakibatkan  Indonesia menjadi  negara pengimpor gula untuk memenuhi seluruh permintaan gula nasional setiap tahunnya. Konsumsi gula pasir  cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari tingkat konsumsi masyarakat yang semakin meningkat.Â
Permintaa gula juga akan terus meningkat apabila banyak industry makanan dan minuman yang memakai bahan dasar  gula  pasir. Permintaan tanpa diimbangi dengan penawaran akan memicu kenaikan harga, didalam hukum permintaan dan penawaran yaitu apabila permintaan lebih besar dari penawaran maka akan menyebabkan harga meningkat,begitu juga sebaliknya.Sampai saat ini sumbangan pabrik gula di Pulau Jawa pada produksi gula nasional masih ditas 65%, dan pengusaan tanaman tebu hamper hamper secara keseluruhan dihasilkan oleh perkebunan tebu rakyat. Perkembangan laju pertumbuhan areal tebu terlihat tidak begitu berkembang dengan baik, hal ini juga menyebabkan produksi tebu/gula berfluktuasi.